Kala Nama-Mu Sirna Dari Relung Hati
Malam yang sunyi tidak ada lagi damai yang menyelimuti, melainkan hampa yang menghantui. Dahulu, aku tersedu di ujung malam. Tapi, entah sejak kapan, nama-Mu hilang dalam genggaman. Kesibukan dunia, gemerlap mimpi fana, ambisi yang terus menerus ada, semuanya menarikku menjauh dari-Mu.
Hingga hari ini, ketika aku mencoba meratapi, memohoni, tetap bukan damai yang menghampiri. Melainkan hampa, seperti ruang kosong yang tak terisi. Memang tidak tahu diri, katanya ingin menyesali, nyatanya malah mengulangi. Lantas harapnya, damai yang menghampiri?! Lucu sekali.
Menariknya, ampunan selalu tersedia, membuat aku ingin terus mencoba dan berusaha. Walau terlihat sia-sia, pastiku Dia memiliki pandang yang luas dan luar biasa.
Dalam gelapnya jalan, aku akan terus berusaha mencari cahaya untuk pulang. Harapku, aku selamat dan tidak terlambat.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H