Mohon tunggu...
Nadia Hikaru Rusianto
Nadia Hikaru Rusianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran dan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita dan Rasa Malunya

6 Juni 2024   21:23 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wanita dan Rasa Malunya

Tidak bisa dipungkiri, bahwa kini perkembangan zaman sangat pesat, mudah sekali bagi kita mengakses semua hal yang ingin kita ketahui, dan banyak sekali hal-hal yang masuk terlalu cepat di waktu yang kurang tepat. Seperti halnya, atas nama kemajuan dan perkembangan zaman, seorang Wanita harus menyingkirkan rasa malunya, ia memendekan hijabnya, bahkan melepaskan hijabnya untuk mendapatkan perhatian dunia, untuk mengikuti trend dunia tanpa memikirkan konsekuensi yang akan diterima.

Fakta yang sulit kita terima, bahwa banyak sekali Wanita berlomba-lomba dalam mempercantik wajah nya, di zaman ini hanya ada Wanita cantik dan sangat cantik, betul bukan? Maksudnya, Cantik dan sangat cantik itu sesuai dengan standar dunia bahkan lucunya negara, wanita lupa akan ciri khas diri dan porsi diri. Dan Wanita lupa untuk mempercantik juga hati dan perilakunya. Wanita bilang "Kalo gak cantik itu sakit", beauty previllege itu nyata, ceunah.

Ingin menjadi cantik itu bukanlah hal yang salah, bukankah mempercantik diri itu adalah hal yang bagus, berarti kita sudah berusaha merawat apa yang Allah beri. Namun, tetap ada yang harus kita perhatikan, bahwa ingin menjadi cantik itu, kita tidak perlu merubah ciri khas kita, kita tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti trend dan standar duniawi, kita tidak perlu merubah hijab syar'i menjadi turban dan hijab lilit.

Kita sebagai Wanita, tidak perlu susah payah untuk mengurangi rasa malu untuk mendapatkan perhatian siapapun, kita tidak perlu pengakuan dari semua orang bahwa kita cantik, bahwa kita aptudet, bahwa kita kekinian, cukupkan diri kita kepada pengakuan Allah saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun