[caption id="attachment_319036" align="aligncenter" width="624" caption="Sumber Gambar: http://nasional.kompas.com/read/2014/05/20/1135511/Ini.Alasan.Golkar.Gagal.Masuk.Koalisi.PDI-P.Menurut.Jokowi."][/caption]
Kabar tentang Golkar yang akan bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK masih berhembus kencang. Alih-alih dianggap dapat memperkuat koalisi Jokowi-JK, di dalam tubuh Golkar sendiri malah terjadi perpecahan dan terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu yang ingin Golkar tetap bertahan di koalisi Merah Putih dan kubu yang ingin Golkar gabung ke koalisi Jokowi-JK.
Sebelumnya saya pernah menuliskan artikel yang berjudulJokowi, Tolak Golkar Gabung Koalisi. Di dalam artikel tersebut saya menjelaskan bahwa Jokowi disarankan untuk membuka pintu bagi Golkar untuk bergabung ke dalam koalisinya agar kebijakan Jokowi saat resmi menjadi Presiden nanti tidak digoyang oleh DPR yang anggotanya lebih banyak koalisi Merah Putih.
Padahal, belum tentu jika Golkar bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK bisa memperkuat pemerintahan Jokowi-JK. Sebalikya, bisa saja dengan bergabungnya Golkar malah memperlemah dan menjadi permasalahan baru bagi pemerintahan Jokowi-JK.
Bisa kita lihat dari keadaan Golkar yang sekarang. Partai dengan lambing pohon beringin tersebut sedang mengalami permasalahan intern. Akibat harus menentukan sikap politik pasca Pilpres, Golkar terbagi menjadi dua kubu yaitu, kubu yang ingin Golkar tetap bertahan di koalisi Merah Putih dan kubu yang ingin Golkar bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK.
Tetap bertahan di koalisi Merah Putih artinya Golkar akan berada di luar pemerintahan Jokowi-JK, sedangkan gabung ke dalam koalisi Jokowi-JK artinya Golkar ikut dalam pemerintahan Jokowi-JK. Memang jika Golkar berada di luar pemerintahan akan menjadi hal yang baru bagi partai tersebut karena selama ini Golkar tidak pernah berada di luar pemerintahan. Akan tetapi, ARB telah menegaskan bahwa Golkar akan tetap berada di dalam koalisi Merah Putih.
Berbeda dengan sikap sang Ketum, Agung Laksono yang merupakan Wakil Ketum Golkar ingin partainya keluar dari koalisi Merah Putih dan bergabung ke dalam koalisi Jokowi-JK. Selain itu, Agung Laksono juga ingin Munas Golkar segera dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Di dalam acara tersebut, akan dicari Ketum Golkar baru dan Agung Laksono merupakan salah satu calonnya. Jika terpilih nanti, Agung Laksono berjanji akan membawa Golkar ke dalam koalisi Jokowi-JK.
Hal ini pun membuat ARB berang dan akhirnya mencopot Agung Laksono dari jabatannya, bukan dari keanggotaan partai. Kisruh antara dua petinggi partai ini pun berpotensi menimbulkan perpecahan pada tubuh Golkar sendiri. Bisa jadi nanti akan muncul Golkar Perjuangan yang dulu pernah ramai dibicarakan.
Maka dari itu, setelah sebelumnya saya menghimbau kepada Jokowi untuk menolak Golkar untuk bergabung ke dalam koalisi dalam artikel yang berjudul Jokowi, Tolak Golkar Gabung Koalisi, karena permasalahan tersebut, saya ingin menghimbau kembali untuk tidak membiarkan Golkar gabung ke dalam koalisi.
Hal ini karena di dalam tubuh Golkar sendiri sedang terjadi permasalahan. Apabila bergabung, permasalahan Golkar bisa berefek negatif juga pada koalisi Jokowi-JK. Lagipula, koalisi yang sekarang terdiri dari PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI sudah kuat dan solid. Buktinya, dengan komposisi tersebut, Jokowi-JK bisa menang dan mengalahkan Prabowo-Hatta yang komposisi koalisnya jauh lebih banyak.
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2014/08/01/166036/Jokowi-harus-Sungguh-sungguh-Ajak-Golkar-dan-Demokrat-
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2089020/alasan-golkar-pecat-agung-laksono
http://www.tempo.co/read/news/2014/08/11/078598630/Agung-Laksono-Dicopot-Karena-Dukung-Jokowi-Kalla
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H