Mohon tunggu...
Nadia Febriana Dewi
Nadia Febriana Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasisa Agronomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Silika sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Kekeringan pada Kelapa Sawit

20 Desember 2023   16:34 Diperbarui: 20 Desember 2023   16:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nadia Febriana Dewi dan Sundahri

Progam Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas jember

Korespondensi: Sundahri.faperta@unej.ac.id

Kelapa sawit tergolong ke dalam tanaman perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Kelapa sawit mampu menghasilkan minyak yang memiliki nilai ekonomi per hektarnya terbesar di dunia (Susanto dan Marpaung, 2020). Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap minyak kelapa sawit tidak sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan. Pada tahun 2020 produktivitas tanaman kelapa sawit sebesar 48.296,90 ribu ton dan mengalami penurunan pada tahun 2021 menjadi 46.223,30 ribu ton (BPS, 2021). Salah satu penyebab permasalahan tersebut yaitu perubahan iklim yang tidak menentu dan melanda Indonesia pada beberapa tahun terakhir. Perubahan iklim tersebut menyebabkan musim kemarau memanjang di sebagian besar pulau jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara (Hartono, 2023). Akibatnya hampir semua subsektor pertanian mengalami penurunan produktivitas seperti pada kelapa sawit.

Kelapa sawit tanaman perkebunan yang membutuhkan ketersediaan air yang relatif banyak. Syarat tumbuh kelapa sawit yaitu pada curah hujan 1750-3000 mm/tahun (Harahap dkk., 2021). Sistem perakaran serabut yang dimiliki kelapa sawit membuat tanaman ini mudah mengalami cekaman kekeringan. Oleh karena itu, tanaman kelapa sawit memerlukan nutrisi yang tepat, sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap kekeringan. Nutrisi tanaman dapat diperoleh melalui tanah atau media tanam dan pemberian melalui pemupukan. Menurut Amanah dkk. (2019) pupuk silika berperan dalam meningkatkan keseimbangan air dalam jaringan tanaman, aktivitas fotosintesis, penguatan dinding sel, penyebaran akar, mengurangi transpirasi kurtikula, meningkatkan laju asimilasi CO2 dan membuka stomata lebih lebar.

Silika (Si) adalah senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk di alam. Silika yang dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman biasanya berasal dari sumber alami berupa batuan yang mengandung silika. Salah satu silika yang umum digunakan yaitu zeolit. Zeolit merupakan mineral alam yang mengandung silika dan aluminium. Silika juga dapat berasal dari tandan sawit, abu sisa pembakaran tanaman seperti abu sekam padi, abu jerami, dan abu daun pisang. Sumber silika tersebut memiliki kandungan unsur hara silika yang berbeda-beda.

Silika merupakan unsur hara yang dapat menginduksi ketahanan tanaman terhadap cekaman abiotik dan biotik. Pemberian silika dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan melalui modifikasi proses biokimia dan fisiologis tanaman untuk beradptasi dari cekaman lingkungan berupa kekeringan. Respon pertama tanaman ketika terdampak kekeringan yaitu akan menutup stomata untuk mengurangi transpirasi, kemudian akan diikuti dengan pertumbuhan akar yang terus memanjang mencari air. Pemberian silika berperan dalam peningkatan kesetimbangan air dalam jaringan tanaman, aktivitas fotosintesis, penguatan dinding sel, dan penyebaran akar. Silika mencegah kehilangan air dengan mengurangi transpirasi kutikula, meningkatkan laju asimilasi CO2 dan membuka stomata lebih lebar, sehingga fotosintesis dapat berjalan dengan lancar (Amanah dkk., 2019). Selain itu, pengaplikasian silika pada permukaan daun dapat mengurangi laju transpirasi, sehingga selama cekaman kekeringan berlangsung dapat mengurangi kehilangan air pada tanaman.

Pemberian silika juga berpengaruh terhadap tinggi tanaman sawit. Peningkatan tinggi tanaman terjadi karena peningkatan ukuran dan jumlah sel tanaman. Pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan maksimal ketika kebutuhan air tanaman terpenuhi. Apabila tanaman kekurangan air maka tekanan turgor pada sel tanaman menjadi kurang maksimal, kemudian akan mempengaruhi penyerapan unsur hara dan terhambatnya pembelahan sel (Firmansyah dkk., 2022). Penggunaaan silika juga meningkatkan hasil, kualitas, dan produksi tanaman selama cekaman kekeringan (Malik dkk., 2021). Produktivitas tanaman berkaitan dengan laju fotosintesis. Apabila tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik maka hasil fotosintesis berupa glukosa akan dirombak menjadi pati sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan reproduksi.

Pemberian silika pada tanaman kelapa sawit memberikan pengaruh positif  terhadap ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan. Silika meningkatkan keseimbangan air dalam jaringan tanaman dengan mencegah penguapan. Selain itu, silika membantu proses fotosintesis tetap berjalan dengan baik meskipun dalam cekaman kekeringan, sehingga tanaman dapat melangsukan pertumbuhan, perkembangan, dan peningkatan produktivitas. Silika dapat diperoleh zeolit, tandan sawit, abu sisa pembakaran tanaman seperti abu sekam padi, abu jerami, dan abu daun pisang.

Daftar Pustaka

Amanah, D. M., Haris, N. dan SANTI, L. P. (2019). Physiological responses of bio-silica-treated oil palm seedlings to drought stress (Tanggap fisiologi bibit kelapa sawit yang diberi bio-silika terhadap cekaman kekeringan). Menara Perkebunan, 87(1), 20-30.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun