Boyolali -- Minyak merukapan kebutuhan primer masyarakat untuk membuat makanan. Minyak menjadi berbahaya bagi kesehatan setelah dipakai. Penggunaan kembali minyak jelantah dapat meningkatkan resiko penyakit seperti obesitas, kanker, alzheimer, dan lain-lain karena kandungan senyawa aldehid yang bisa berubah menjadi senyawa karsinogen yang memicu kanker. Limbah ini seringkali hanya dibuang begitu saja atau mungkin tidak diolah dengan baik.
Padahal, minyak jelantah juga akan membahayakan ekosistem alam jika dibuang langsung ke lingkungan. Minyak yang dibuang langsung ke tanah dapat menggumpal dan menutup pori-pori tanah sehingga tanah tidak dapat menyerap air dengan baik dan berpotensi untuk menimbulkan banjir dan jika minyak dibuang ke saluran air ataupun kawasan perairan, maka minyak bisa menyumbat saluran air dan juga merusak ekosistem karena sinar matahari tertutup oleh lapisan minyak sehingga tidak bisa mencapai dalam perairan.Â
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Nadia Fauziah Hakim sebagai mahasiswa KKN Tim II Undip Tahun 2022/2023 melakukan sosialisasi mengenai bahaya limbah minyak jelantah dan pemanfaatanya menjadi lilin yang ramah lingkugan. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan media komunikasi berupa brosur dan demonstrasi secara langsung mengenai cara pembuatan.
Kegiatan demonstrasi ini dilakukan bersamaan dengan perkumpulan pengajian Desa Gunungsari Dukuh Sambirejo di rumah Bapak Raseno pada hari Kamis, 3 Agustus 2023 pukul 19.00 WIB.Â
Kegiatan demonstrasi dihadiri oleh Ibu-Ibu pengajian, Ibu RT, dan mahasiswa peserta KKN Tim II Undip Tahun 2022/2023 di Dukuh Sambirejo. Bahan yang disiapkan maupun proses pembuatan lilin terbilang cukup mudah. Bahan yang dibutuhkan cukup mudah, hanya minyak jelantah yang telah disaring, lilin batang bekas/parafin, crayon bekas, sumbu lilin/benang tukang, essential oil/pewangi pakaian, dan wadah untuk lilin. Selanjutnya panaskan minyak jelantah dan lilin batang bekas/parafin, lalu tambahkan crayon bekas dan pewangi. Terakhir, tuangkan larutan lilin yang sudah siap ke dalam wadah dan masukan juga sumbu lilin. Â Pada bagian akhir demonstrasi, dipaparkan juga nilai jual yang dimiliki oleh lilin aromaterapi dari minyak jelantah yang sudah dibuat. Setelah demonstrasi selesai, sebanyak 24 lilin aromaterapi yang sudah dibuat dibagikan ke ibu-ibu yang datang dalam pengajian
Tim Penulis : Nadia Fauziah Hakim
Dosen Pembimbing Lapangan: Ir. Raden Ario, M.Sc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H