Mohon tunggu...
Nadia Fadhilah
Nadia Fadhilah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang pembelajar yang suka menulis

Tulisan lainnya dapat dilihat di https://nadiafadhilah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Separuh Hidup Didi Kempot Adalah Hidup Orang Lain

7 Mei 2020   23:25 Diperbarui: 7 Mei 2020   23:33 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Instagram @didikempot_official

Tadi malam, hati saya dibuat ambyar oleh siaran Tribut To Didi Kempot Godfather of Brokenheart di Kompas TV. Dalam tayangan tersebut, Rosianna Silalahi mewawancarai orang-orang yang terlibat perjalanan Didi Kempot dalam berkarya. Jujur, saya baru pertama kali merasakan 'keambyaran' ditinggalkan oleh seorang seniman. Karena, karya dan karakter sang legendaris sangat menyentuh hati siapapun yang mengenalnya.

Momen yang paling membuat saya tersenyuh adalah, ketika Rosi mewawancarai Sandy Ria Ervinna, pemain biola yang selalu setia mendampingi Didi Kempot selama konser. Dengan mantap, Sandy mengatakan :   “Mungkin, separuh hidup Mas Didi Kempot adalah hidup orang lain”. Seketika, saya benar-benar mengamini pernyataan mbak Sandy.

Separuh hidup Didi Kempot adalah hidup orang lain. Melalui karya-karyanya, ia berhasil mewakili sobat ambyar dalam mengekspresikan perasaan. Tak jarang, dalam berbagai konser, kita melihat sobat ambyar menangis dan tertawa diiringi lagu-lagu yang ia ciptakan. Sungguh, karya Didi Kempot berhasil menyentuh hati para penggemarnya.

Memang, separuh hidup Didi Kempot, terdapat hidup orang lain. Hal ini dibuktikan bahwa selama hidupnya, ia tidak pernah hitung-hitungan, terutama dalam hal menyenangkan hati orang lain. Sandy juga menuturkan bahwa tak jarang, konser Didi Kempot yang seharusnya hanya berlangsung selama 60 menit misalnya, bisa molor hingga dua jam. Hal ini dikarenakan tingginya antusiasme para sobat ambyar.  Hebatnya, Pakde tidak pernah mempermasalahkannya.

Bahkan, di penghujung karirnya, hidup Didi Kempot masih tentang hidup orang lain. Ya, konser amal sekaligus panggung terakhir Didi Kempot berhasil menggalang dana sebesar 7,6 miliar untuk  masyarakat yang terdampak covid-19. Sebuah jumlah fantastis yang tidak mungkin didapatkan kecuali karena pengaruh seniman yang tulus sepertinya. 

Selamat jalan Pakde Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart. Terima kasih telah mendedikasikan separuh hidupmu untuk banyak orang. Semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah SWT. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun