Mohon tunggu...
Nadia Salsabila Effendi
Nadia Salsabila Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 2330203020152_UNIVERSITAS PALANGKA RAYA_ Dosen Pengampu Puput Iswandyah Raysharie, SE., ME

Seorang individu yang penuh dengan kreativitas, yang memiliki keinginan menambah dan membangun skill kreatifitas diri

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sejarah Kemunculan dan Perkembangan GDP

12 Oktober 2023   21:01 Diperbarui: 14 Oktober 2023   22:09 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gross Domestic Product (GDP) merupakan indikator penting perekonomian yang digunakan untuk mengukur nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam setahun. GDP pertama kali diperkenalkan pada tahun 1934 oleh seorang ekonom Amerika bernama Simon Kuznets. Sejak saat itu, GDP menjadi salah satu indikator terpenting pertumbuhan ekonomi suatu negara. Karena itu mari kita melihat sejarah munculnya alat ukur nilai ini.

GDP pertama kali diperkenalkan oleh Simon Kuznets pada tahun 1934. Kuznets mengembangkan konsep GDP sebagai cara untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat pada masa Depresi Besar. Konsep GDP awalnya hanya mencakup produksi barang dan jasa, namun kemudian diperluas ke seluruh sektor perekonomian. Pada tahun 1944, konsep GDP diperkenalkan pada Konferensi Bretton Woods sebagai cara untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dunia. pertumbuhan GDP

Sejak didirikan pada tahun 1934, GDP telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Pada tahun 1950an, konsep GDP mulai mencakup investasi dan pengeluaran pemerintah. Pada tahun 1960an, konsep GDP mulai mencakup perdagangan internasional dan pengeluaran rumah tangga. Pada tahun 1990-an, konsep GDP mulai mencakup produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dan rumah tangga. Kritik terhadap GDP

Meskipun GDP merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara, GDP juga dikritik oleh banyak orang. Salah satu kritik terhadap GDP adalah bahwa GDP tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, dan kesenjangan sosial. GDP juga tidak memperhitungkan distribusi pendapatan dan kekayaan dalam suatu negara.

Kritik terhadap GDP mendesak pengembangan metode lain untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pilihan populer lainnya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikembangkan oleh PBB. HDI mencakup hal-hal seperti kesehatan, pendidikan dan standar hidup lebih luas daripada GDP. Selain itu, ada juga Indeks Kebahagiaan Nasional Bruto (GNH) yang dirilis Bhutan sebagai salah satu cara untuk mengetahui kebahagiaan masyarakat.

GDP merupakan salah satu indikator utama pertumbuhan ekonomi suatu negara. Meskipun GDP telah mengalami banyak perubahan dan evolusi sejak diperkenalkan pada tahun 1934, GDP juga menjadi sasaran kritik dari berbagai sumber. Kritik terhadap GDP telah mendorong pengembangan metode alternatif untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara, seperti HDI dan GNH. Oleh karena itu, untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara, penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesejahteraan sosial, lingkungan hidup, dan ketimpangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun