Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang berdiri sejak tahun 1961, sejak awal berdirinya hingga sekarang, memiliki tanggung jawab moral dalam kemajuan pelajar Indonesia. Berawal dari komitmen Muhammadiyah dalam kaderisasi dan ideologisasi, IPM didirikan. Dengan tujuan mewujudkan pelajar muslim yang cerdas, berakhlak mulia dan terampil, IPM terus menerus menyesuaikan kondisi pelajar sebagai subjek sekaligus objek dalam menentukan strateginya. Setelah strategi Gerakan Kritis Transformatif digaungkan pada tahun 2002 yang bercita-cita memajukan pelajar dengan menumbuhkembangkan pemikirean kritis yang bertransformasi dalam sikap dan aksi, pada Muktamar IPM ke XVI di Bantul, Yogyakarta pada bulan Juli 2010 lalu IPM menggaungkan strategi baru yang popular dengan nama Gerakan Pelajar Kreatif (disingkat: GKT).
Kata “Kreatif” yang dibubuhkan dalam penamaan strategi gerakan ini tidak hanya sembarang ingin “membuat (create)” sesuatu. Maknanya sangat dekat dengan komunitas yang kini lahir sangat popular di kalangan anak muda yang tentunya lahi dari otak-otak kreatif kebanyakan dari pelajar kita. Ya: gerakan berbasis komunitas, yang telah dikaji bersama oleh muktamirin sebagai perwakilan anggota IPM seluruh Indonesia dan telah disepakati bersama.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tujuan khusus lewat gerakan kreatif ini, yaitu ideologisasi. Ideologi Muhammadiyah dan IPM yang menjadi ruh dari seluruh gerakan saat ini dirasa kurang terinternalisasikan dalam diri kader. Itulah sebabnya debat kusir dengan tujuan politis lebih sering terjadi ketimbang diskusi-diskusi ilmiah yang bermanfaat bagi pelajar. Oleh karena itu, IPM DIY meyakini idelogisasi (yang tidak hanya sekedar mengkaji ideologi, namun juga memahami dan memilih bagaimana sikap terhadap masalah kontemporer yang ada) sebagai solusi untuk mencerahkan pelajar Muhammadiyah semakin dekat dengan khasanah perjuangan Muhammadiyah yang sesungguhnya. Gerakan kreatif dipilih sebagai strateginya, mengingat kondisi pelajar saat ini yang tidak lagi menyukai diskusi-diskusi kuno, namun lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang dianggap gaul dan menyenangkan berbasis hobi masing-masing individu.
Rapat kerja PW IPM DIY periode 2010-2012, berangkat dari semangat ideologisasi dengan strategi yang kreatif, mencoba beberapa inovasi baru. Bidang Perkaderan misalnya, yang terbiasa melaksanakan program kerja yang hanya berupa pelatihan kader Taruna Melati dan Pelatrihan Fasilitator Pendamping, periode ini mencanangkan inovasi dengan mengadakan “Gebyar Kader IPM DIY”. Agenda ini mnerupakan kompetisi kader IPM se-DIY berupa lomba debat kader, lomba Karya Tulis Kader (KTK), dan The Dream Team of Cadre yaitu kompetisi menjadi tim kader yang terbaik se-DIY yang mengadu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik hingga manajemen kepemimpinan untuk dinobatkan menjadi tim kreatif kader IPM se-DIY. Dengan inovasi ini, diharapkan isu-isu kekaderan tidak lagi menjadi diskusi yang membosankan, namun juga kompetisi menyenangkan dan mencerdaskan.
Selain bidan Perkaderan, beberapa bidang juga melakukan inovasi. Bidang Organisasi misalnya, mengadakan IPM DIY award, bidang PIP dengan penerbitan jurnal ilmiahnya, KDI dengan gerakan TPA anak SMA-nya, dan program-program inovatif lainnya. Kita doakan semoga IPM DIY ke depan lebih baik dan progresif dengan kreatif mewujudkan cita-cita ideologisasi yang diharapkan mampu menjadi solusi terbaik dari permasalahan pelajar yang ada saat ini.
Selamat Berjuang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H