Peningkatan kasus gangguan mental di Indonesia telah menjadi perhatian serius berbagai pihak. Berdasarkan hasil survei Indonesian National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Data menunjukkan bahwa 15,5 juta remaja mengalami gangguan mental, dengan 2,45 juta di antaranya mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.
Prevalensi Gangguan Mental
Hasil survei I-NAMHS mengungkapkan prevalensi yang mengkhawatirkan terkait gangguan mental di kalangan remaja Indonesia. Temuan ini menyoroti bahwa isu kesehatan mental tidak lagi bisa diabaikan dan membutuhkan penanganan segera.
Faktor Risiko yang Mempengaruhi
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan mental remaja di Indonesia telah diidentifikasi. Faktor-faktor ini meliputi:
1. Perundungan : Bullying menjadi salah satu penyebab utama gangguan mental di kalangan remaja.
2. Sekolah dan Pendidikan: Tekanan akademis dan lingkungan sekolah yang tidak mendukung juga berkontribusi terhadap kesehatan mental yang buruk.
3. Hubungan Teman Sebaya dan Keluarga: Masalah dalam hubungan sosial dan keluarga turut memperburuk kondisi mental remaja.
4. Perilaku Seks dan Penggunaan Zat: Terlibat dalam perilaku seksual berisiko dan penggunaan zat terlarang mempertinggi risiko gangguan mental.
5. Pengalaman Masa Kecil yang Traumatis: Trauma masa kecil sering kali berdampak jangka panjang pada kesehatan mental.
6. Penggunaan Fasilitas Kesehatan: Akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan memperparah masalah ini.