Baru awal pilkada 2017, banyak insiden yang terjadi di ibukota Jakarta saat ini. Salah satunya adalah kasus Ahok tentang penistaan agama. Kandidat bernomor dua dalam pilkada ini, tak gentar menghadapi tanggapan para haters tentang dirinya. Menurutnya, silakan warga menilai sendiri siapa yang pantas menjadi pemimpin, apakah sekumpulan orang munafik yang berjanji manis belaka saat kampanye, atau orang yang bekerja nyata membela rakyat dan membuat DKI lebih maju.
      Meskipun banyak rintangan yang meski dilewati, jalan yang berliku dan penuh musuh, namun pasangan Ahok-Djarot tetap  melangkah menuju pilkada. Dengan status tersangka yang disandinggnya, Ahok seolah tak peduli dan percaya diri dapat memenangkan pilihan warga DKI.
      Status tersangka atas kasus penghinaan alquran yang dilakukan Ahok sepertinya semakin mendorong warga Jakarta untuk memilih pemimpin yang stabil. Ada banyak pihak yang mengaku, bila Ahok-Djarot terpilih, akan terjadi banyak kontroversi di dalam sistem pemerintahannya. Kontroversi ini salah satunya berasal dari kaum Islam yang merasa terlecehkan dengan pidato Ahok saat di Kepulauan Seribu. Di sisi lain, Agus dan Anies semakin memiliki peluang memenangkan pilkada 2017. Elektabilitas kedua kubu tersebut semakin naik seiring anjloknya elektabilitas Ahok. Hasil survey LSI Denny JA menunjukkan, pasca ditetapkan sebagai tersangka, elektabilitas Ahok menurun tajam, yakni tinggal 10,6 persen.
      Meskipun banyak pandangan buruk pada Ahok, sebagai warga DKI yang cerdas, kita juga perlu melihat sisi positif dan hasil kerjanya selama menjabat menjadi gubernur periode 2012-2017. Salah satu produk terbaik Ahok merupakan pembersihan Sungai Ciliwung dan pembangunan turap bantaran kali Ciliwung di Kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur. Dibantu petugas sarana dan prasarana umum, kini Sungai Ciliwung berangsur-angsur terbebas dari sampah dan banjir mulai bias diatasi. Kerja nyata Ahok pun terlihat saat Ahok memberantas PKL liar di jalanan Tanah Abang. PKL di Tanah Abang membuat jalan menjadi penuh sesak dan penyebab utama dari kemacetan. Dengan penertiban Pasar Tanah Abang ini, kemacetan di sekitar Tanah Abang menjadi reda. Masih banyak lagi hasil kerja nyata Ahok dalam masa pemerintahannya, dan kerja keras Ahok ini patut diapresiasi dan diacungi jempol.
      Dari sisi positif dan negative mengenai Ahok, masyarakat dapat menilai sendiri apakah pasangan Ahok-Djarot layak untuk memimpin Jakarta selama 5 tahun ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H