Muhammad Abduh merupakan tokoh pemikir yang menaruh perhatiannya terhadap pendidikan. Hal ini, terlihat dari usahanya untuk mendorong umat Islam agar lebih mementingkan persoalan sebagai jalan untuk memperoleh pendidikan. Selain mengetahui pengetahuan agama, umat Islam juga dituntut untuk mengetahui dan memahami pengetahuan modern.
Pemikiran Muhammad Abduh tentang pembaruan pendidikan ini, dilatarbelakangi oleh situasi sosial keagamaan dan situasi pendidikan Islam yang sedang mengalami kemunduruan di bidang ilmu pengetahuan dan keagamaan pada zamannya. Muhammad Abduh berpendapat bahwa, penyakit tersebut berpangkal dari ketidaktahuan umat Islam pada ajaran yang sebenarnya karena mereka mempelajarinya dengan cara yang tidak tepat.
Muhammad Abduh memulai pembaharuan pendidikan di Mesir dengan pembaharuannya yang menekankan pada perkembangan aspek intelek, sehingga mewariskan 2 aspek tipe pendidikan pada abad ke-20. Tipe pertama, yaitu sekolah-sekolah agama dengan al-Azhar sebagai lembaga pendidikan yang tertinggi. Tipe kedua, yaitu sekolah-sekolah modern baik yang didirikan oleh pemerintahan Mesir, maupun yang didirikan oleh bangsa asing. Langkah yang ditempuh oleh Muhammad Abduh dalam meminimalisir kesenjangan dualisme ini adalah dengan menselaraskan, menyeimbangkan, antara porsi pelajaran agama dengan pelajaran umum yang didirikan oleh bangsa asing.
Hal ini dilakukan Muhammad Abduh untuk memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum modern yang didirikan oleh pemerintah sebagai sarana untuk mendidik tenaga-tenaga administrasi, militer, kesehatan, dan perindustrian. Atas usaha Muhammad Abduh itu, maka didirikannya suatu lembaga, yakni "Majelis Pendidikan Tinggi".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H