Mohon tunggu...
Nadia Andjani
Nadia Andjani Mohon Tunggu... -

Jujur & Bertanggungjawab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alami Diskriminasi karena Idap AIDS, Membuat Mawar Sakit-sakitan

12 Agustus 2015   12:41 Diperbarui: 12 Agustus 2015   12:55 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mawar, kamu tidak sendirian dan kamu masih punya banyak teman dan sahabat,” kataku berusaha menghibur dia dan akan memberikan solusi yang terbaik bagi kehidupannya.

Maukah kamu membantu aku? Itu ajakan saya kepada Mawar. Organisasi sosial kemasyarakat yang saya jalankan dengan teman-teman membutuhkan  banyak tenaga sosial.

“Saya takut masyarakat akan menghina atau menjauhi kita,” kata Mawar dengan suara parau.

Saya jelaskan bahwa dengan kita terlibat di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, masyarakat akan semakin dekat dengan kita. Ada jawaban yang melegakan hati saya, yaitu Mawar mau membantu di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Tidak terasa hampir dua jam kami berbagi cerita dan semua nya sangat bermanfaat bagi kehidupan Mawar.

Mawar aktif membantuku dalam sosialisasi program-program kemasyarakatan dan banyak membantu masyarakat dalam bidang ketrampilan. Dengan aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan, semangat hidup Mawar semakin meningkat.

Mawar yang dulu hilang, kini sudah kembali lagi. Ada beberapa teman dan warga yang mengetahui status HIV-nya, tapi masyarakat tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Dukungan psikologis dari teman dan masyarakat  membuat Mawar sehat kembali. Banyak “Mawar-Mawar” yang lain dan sering kita jumpai di dalam masyarakat, apakah kita peduli dengan mereka atau justru kita menjauhi mereka?

Melibatkan Odha di dalam kegiatan sosial masyarakat akan dapat meminimalisir diskriminasi yang ada di masyarakat. Sudah seharusnya Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) mulai memikirkan kesehatan psikologis Odha terutama di masyarakat yang tidak paham dengan isu HIV/AIDS.

Di dalam kehidupan seorang Odha, dia memiliki dua pilihan yaitu dengan menutup diri atau membuka status HIV-nya. Kedua hal tersebut menjadi dilema bagi mereka. Kita berharap di Pernas AIDS V Makassar 2015 dibahas pemantapan psikologis Odha. Hal ini bertujuan agar tidak muncul lagi diskriminasi-diskriminasi yang baru.

Batang dan durinya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk menikmati harumnya bunga mawar. Salam. *

Ilustasi (Repro: www.marksdailyapple.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun