Mohon tunggu...
Nadia N A
Nadia N A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas AIrlangga

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Membangun Budaya Keselamatan Kerja dengan Dedikasi Pekerja K3 di Balik Helm dan Rompi

5 Januari 2025   23:39 Diperbarui: 5 Januari 2025   23:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di balik helm yang melindungi kepala dan rompi yang selalu dapat memantulkan cahaya, terdapat dedikasi tanpa henti dari para pekerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Mereka adalah garda terdepan yang memastikan setiap langkah dalam lingkungan kerja, mulai dari pabrik yang sibuk, proyek konstruksi yang menjulang, hingga kantor modern berjalan dengan aman dan sesuai standar. Peran mereka tak hanya sekadar memastikan kesesuaian dengan protokol keselamatan yang diterapkan, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam membangun budaya yang memprioritaskan keselamatan di atas segalanya.

Sayangnya, kontribusi ini sering kali luput dari perhatian. Namun, dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor. Di dunia konstruksi, misalnya, petugas K3 bertugas mengidentifikasi risiko, menyusun langkah pencegahan, hingga melakukan simulasi evakuasi untuk keadaan darurat. Di lingkungan kantor, mereka memastikan tempat kerja tetap ergonomis dan bebas dari risiko yang sering dianggap sepele. Melalui edukasi dan pelatihan, para pekerja K3 mendorong kesadaran bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas mereka.

Helm dan rompi yang menjadi atribut pekerja K3 bukan sekadar alat pelindung, tetapi juga simbol tanggung jawab besar mereka terhadap keselamatan semua pihak. Di balik perlengkapan tersebut, ada tekad untuk melindungi setiap individu dari ancaman risiko, baik terhadap jiwa maupun kesehatan. Namun, menciptakan lingkungan kerja yang aman membutuhkan sinergi antara pekerja, manajemen, dan kebijakan perusahaan untuk memastikan keselamatan tidak hanya menjadi aturan, tetapi juga budaya yang melekat.

Salah satu pendekatan utama yang sering digunakan dalam manajemen risiko K3 adalah penerapan hirarki pengendalian, yang terdiri dari lima langkah prioritas sebagai berikut:

  1. Eliminasi: Menghilangkan sumber bahaya sepenuhnya. Misalnya, mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan yang lebih aman.

  1. Substitusi: Mengganti proses atau peralatan berbahaya dengan alternatif yang lebih aman. Contohnya adalah menggunakan peralatan dengan teknologi yang lebih ramah keselamatan.

  1. Rekayasa Teknis (Engineering Controls): Menerapkan penghalang atau pengamanan untuk mengurangi paparan risiko. Misalnya, memasang sistem ventilasi untuk mengurangi paparan gas berbahaya.

  1. Pengendalian Administratif: Membuat aturan, prosedur kerja, atau jadwal rotasi kerja untuk meminimalkan risiko. Contohnya, memberikan pelatihan keselamatan kerja kepada karyawan secara berkala.

  1. Alat Pelindung Diri (APD): Menggunakan perlengkapan seperti helm, rompi, sarung tangan, atau masker untuk melindungi pekerja dari risiko yang tersisa.

Penerapan hirarki ini menjadi bukti pentingnya pendekatan bertahap dalam manajemen keselamatan. APD memang vital, tetapi seharusnya digunakan sebagai langkah terakhir setelah upaya pengendalian lain diterapkan. Dengan pendekatan ini, lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat terwujud, sehingga setiap individu dapat bekerja tanpa rasa khawatir.

Pada akhirnya, dedikasi pekerja K3 adalah inti dari upaya menjaga keselamatan kerja. Helm dan rompi yang mereka kenakan bukan sekadar perlengkapan, tetapi lambang perjuangan untuk memastikan semua orang dapat pulang dengan selamat. Perjuangan ini lebih dari sekadar mematuhi aturan, ini tentang menciptakan masa depan yang lebih baik dimana keselamatan menjadi pondasi kokoh setiap aktivitas kerja. Pekerja K3, meskipun sering tidak terlihat, tetap menjadi pilar utama dalam membangun tempat kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun