Jika nilai LQ dihitung, hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Â Jika LQ < 1, ini menunjukkan bahwa sektor terkait belum dapat memenuhi kebutuhan daerah sendiri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian daerah, yang tidak memiliki keunggulan komparatif, sehingga dikategorikan sebagai sektor non-basis atau bukan komoditas unggulan.
b. Â Jika LQ > 1, berarti sektor terkait sudah mampu memenuhi kebutuhan daerah tersebut bahkan dapat mengekspor. Dengan demikian, daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif di sektor ini dan dianggap sebagai sektor basis atau komoditas unggulan.
c. Â Jika LQ = 1, ini menunjukkan bahwa komoditas tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri.
Analisis shift share digunakan untuk menilai potensi ekonomi suatu daerah. Metode shift share bertujuan untuk mengevaluasi kinerja atau produktivitas ekonomi daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar, baik di tingkat regional maupun nasional. Menerapkan analisis shift share untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah. Metode ini memberikan analisis yang lebih mendalam dibandingkan dengan analisis location quotient (LQ) karena menjelaskan secara lebih rinci. Pendekatan klasik dalam analisis shift share merupakan yang paling umum digunakan. Selain mudah dan sederhana, pendekatan ini memberikan hasil yang valid untuk analisis perkembangan ekonomi di wilayah kecil. Pendekatan ini menganggap pertumbuhan sebagai perubahan variabel tertentu di kota atau kabupaten, seperti PDRB, nilai tambah, pendapatan, atau output, selama periode waktu tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di sektor pertanian, Kabupaten Tanah Bumbu menunjukkan keberagaman yang signifikan di masing-masing kecamatan. Kecamatan Angsana unggul dalam hortikultura dengan komoditas seperti tomat, terung, kangkung, dan cabai rawit. Kecamatan Batulicin juga menonjol dengan cabai rawit dan kangkung yang memiliki permintaan tinggi di pasar. Kecamatan Karang Bintang menunjukkan potensi baik dengan cabai rawit dan kangkung sebagai komoditas utama, sementara Kecamatan Kuranji memiliki potensi yang baik dengan cabai rawit dan kangkung. Kecamatan Kusan Hilir dan Kusan Hulu juga menunjukkan potensi hortikultura yang baik dengan kangkung dan cabai. Kecamatan Kusan Tengah, Mantewe, Satui, Simpang Empat, dan Sungai Loban masing-masing memiliki potensi hortikultura yang baik dengan berbagai komoditas unggulan. Sementara itu, Kecamatan Teluk Kepayang masihtertinggal  dalam  pertanian,  meskipun  kelapa  dan  kopi  menunjukkan  potensi  untuk pengembangan.
Gambar 1. Grafik Potensi Sektor Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2022
Gambar 2. Peta Potensi Sektor Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu
Sektor perkebunan di Kabupaten Tanah Bumbu didominasi oleh kelapa sawit, dengan Kecamatan Angsana sebagai penghasil utama. Kecamatan Batulicin dan Karang Bintang juga menonjol dengan kelapa sawit dan karet sebagai komoditas andalan, serta memiliki potensi pengembangan kelapa dan kakao. Kecamatan Kuranji menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk kopi dan kakao, sementara Kecamatan Kusan Hilir dan Kusan Hulu memiliki kelapa sawit sebagai komoditas dominan, meskipun perlu pengembangan untuk komoditas lainnya. Kecamatan Kusan Tengah menunjukkan potensi karet yang baik, dan Kecamatan Mantewe perlu fokus pada pengembangan perkebunan agar dapat bersaing. Kecamatan Satui, Simpang Empat, dan Sungai Loban juga memiliki potensi dalam sektor perkebunan, dengan kelapa sawit sebagai komoditas utama. Kecamatan Teluk Kepayang memiliki potensi untuk pengembangan lebih lanjut dalam sektor perkebunan.
Gambar 3. Grafik Sektor Perkebunan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2022