Mohon tunggu...
Nadia Citra
Nadia Citra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Sampah Jadi Pundi Rupiah

23 Januari 2018   11:59 Diperbarui: 23 Januari 2018   12:34 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga RW 5 Cipaganti Bandung memang pantas dapat acungan jempol. Mereka berhasil menjadikan aktivitas mengolah sampah menjadi lebih menyenangkan dengan mengadakan kegiatan Bazaar sampah. Meskipun spele hal tersebut berhasil menarik perhatian banyak warga untuk berpartisipasi.

Di kawasan yang dilewati ungai Cikapundung bazaar dilaksanakan dengan sederhana, namun unik dan berbeda dari biasanya. Kaum ibu berbondong-bondong dengan membawa sampah kering seperti kardus, botol plastik, gelas plastik, kaleng dll untuk ditimbang.

Sampah-sampah yang telah ditimbang tersebut nantinya dapat diturkarkan dengan voucher. Mereka dapat menukar voucher tersebut dengan sembako, baju, sepatu dan sandal. Tentunya dengan harga tukar yang sangat terjangkau.

Melansir  dari CNNIndonesia, kegiatan peduli sampah ini diinisiasi oleh forum Gerakan Masyarahat peduli Cikapundung (Gemericik) dengan menjalin kerjasama degan beberapa dosen dari sejumlah Universitas di Bandung.

Melihat suksesnya Bazaar sampah pada tahun lalu Ratna ketua Forum Gemericik ingin mengulang hal tersebut. Ia lantas mengadakan pertemuan dengan para warga di RW 05  pada Mei tahun lalu dalam pertemuan itu, warga diberi wawasan soal pemilahan sampah.

Kemudian Ratna pun menggandeng Bank Smpah Bersinar (BSB) untuk mendampingi warga.  Sejak Juli 2017, warga mulai rutin menyetor sampah  setiap minggu kedua pada tiap bulannya.

"Bukan hanya setor timbang, tapi juga bagaimana mengepak dan menyusun agar rapi. Sampai sekarang sudah ada 8 RT yang ikut dan jumlahnya ratusan orang," Ujar Ratna.

Penghasilan dari penjulan sampah warga disimpan dalam rekening bersama yang dapat diambil kapanpun. Bagaimanapun kegitatan ini selain dapat mengurangi sampah, namun juga menambah penghasilan para ibu.

"Nah, untuk bazaar kedua ini kita ingin melakukan pengabdian lagi. Yang membedakan kita juga sediakan kebutuhan sandang selain sembako tentunya," ucapnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun