Mohon tunggu...
Nadia Citra
Nadia Citra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Flu Unta Dapat Sebabkan Kematian

11 Januari 2018   11:15 Diperbarui: 11 Januari 2018   16:49 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Baru-baru ini media dihebohkan dengan viralnya video Bachtiar Nasir yang sedang meminum air kecing unta. Padahal menurut KEMENKES (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia) air kencing unta tersebut dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit flu unta.

Mungkin sebagian orang akan merasa asing ketika mendengar "Flu Unta", lalu apa sebenarnya flu unta tersebut?

Seperti yang dilansir dari CNNIndonesia flu unta memang belum banyak dikenal seperti halnya flu burung atau flu babi. Tapi sebenarnya flu ini bukanlah jenis penyakit baru.

Memiliki nama lain MERS (Middle East Respiration Syndrome Coronavirus),  flu ini ternyata disebabkan oleh Corona virus. Virus tersebut juga menyebabkan penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)namun jenis corona virus pada flu unta berbeda.

Virus ini pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada bulan September 2012 oleh karenanya virus ini disebut juga sebagai flu arab.

Dilaporkan bahwa seseorang pria arab jatuh sakit karena terjangkit flu unta, tujuh hari setelah ia mengoleskan obat topikal pada ekor untanya.

Sebuah penelitian yang dilakukan antara 2010 dan 2013 menyebutkan bahwa unta adalah salah satu agen penyebaran penyakit ini. Dalam beberapa kasus flu ini dapat menyebabkan kematian.

Sampai saat ini belum jelas bagaimana virus tersebut dapat ditularkan dari unta ke manusia. Namun WHO menghimbau untuk menghindari kontak dengan unta, minum susu unta, makan daging unta mentah, atau meminum air kencing unta yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit.

Berikut Gejala Flu Unta :                  

1.      Demam

2.      Batuk

3.      Napas Pendek

4.      Pneumonia


Beberapa orang yang terinfeksi Mers-Cov atau flu unta juga akan mengalami penyakit saluran pernapasan berat dan berakibat pada kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun