Mohon tunggu...
Nadia Faida
Nadia Faida Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi, Announcer. Bukan seberapa besar mimpi kita, tapi seberapa besar kita untuk mimpi kita. SFK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Paksa Aku Jadi Orang Baik!

26 Maret 2014   05:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak orang yang memiliki asumsi berbeda tentang definisi Orang Baik. Bisa dikatakan mereka yang bertutur kata lembut, murah senyum, senang membantu orang lain, dan tentunya bertingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Tapi jika orang baik itu tidak selalu menunjukkan kebaikkanya dalam koridor kebaikan, kira - kira bagaimana? Misalnya, ada seorang pencuri kelas kakap yang memiliki sifat tenggang rasa kepada temanya, seorang pembunuh yang menyelamatkan anak kecil atau seorang pelacur yang memberi semangkuk susu kepada seekor anjing yang kelaparan. Lantas, apakah mereka masih pantas diberi gelar Orang Baik?

Banyak orang tua yang terkesan keliru dalam mendidik anaknya. Mereka akan marah dan memukul anaknya jika melakukan kesalahan. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait memprediksi, pada tahun 2014 kasus kekerasan terhadap anak akan meningkat. Bahkan jumlah kasus diperkirakan bisa melonjak hingga mencapai angka 100 persen. Data tersebut semakin mengukuhkan anggapan bahwa orang tua terkesan egois dan tanpa kompromi dalam mendidik anaknya. Bukan berarti kita harus berpangku tangan melihat perkembangan sang buah hati yang super hiperaktif dan tanpa terkontrol. Kita harus melihat kapasitas kita sebagai siapa? Jika posisi kita adalah sebagai orangtua, layaknya Ayah Ibu yang harus mengasihi, mengayomi dan melindungi sang anak, dan itu yang seharusnya kita lakukan.

Ada sebuah cerita tentang nenek tua, suatu hari ia melihat sebuah tayangan di televisi. Di layar kaca tersebut, disajikan sebuah tayangan yang cukup membuat nenek tersebut geram, pasalnya ada beberapa wanita yang hampir berpakaian telanjang, hanya bagian tertentu saja yang ditutupi. Nenek tersebut menghardik wanita tersebut, dia mengatakan “tidak pake baju kok seneng” dengan nada tinggi nenek tersebut begitu geram. Keesokan harinya, ada salah satu program tv yang menyajikan wanita – wanita seksi itu lagi. Sontak, nenek itu mengecam wanita itu seperti yang ia lakukan kemarin. Beberapa anaknya mencoba untuk menenangkan sang nenek, justru ada salah seorang anaknya yang menegur nenek itu. “buk sudahlah, belum tentu mereka itu jauh lebih baik dari kita, siapa tahu di akhir hayatnya nanti dia bertobat dan menjadi lebih baik.” Sang ibu pun menjawab, “ya tidak mungkin, Aku lo orang baik. Tiap hari sholat, ngaji dan puasa. Jelas lebih baik Aku daripada mereka, harusnya menutup aurat itu sekarang tidak perlu ditunda – tunda. “

Ada kisah lain yang masih berkaitan dengan cerita tentang nenek tua diatas. Di media infotaiment yang saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah pernikahan Dude Harlino & Alyssa Soebandono. Ada beberapa masyarakat yang tidak setuju aktor super tampan nan soleh itu merajut kasih dengan Icha, sapaan Alyssa Soebandono. Mereka berasumsi, seharusnya Dude menikah dengan wanita berjilbab yang setara dengan Dude yang terkenal begitu agamis. Namun siapa sangka, Maha Suci Allah jika Dia sudah berkehendak. Tepat ketika janji suci yang terbungkus sakral dalam akad nikah, Icha sudah menutup rambutnya yang biasa terurai panjang dengan helaian jilbab yang begitu indah. Ternyata Icha sudah mulai berhijab ketika prosesi siraman, pengajian hingga akad nikah berlangsung. Oki Setiana Dewi, salah seorang pemeran utama dalam film Ketika Cinta Bertasbih memberi pengakuan mengejutkan, bahwa Icha atau Alyssa Soebandono sudah lama belajar tentang hijab kurang lebih 2 minggu sebelum menikah dengan Dude Harlino.

Allah memiliki kuasa memberi hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki. Dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah ayat 272 “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.” Memang bukan kewajiban kita, namun alangkah baikknya jika kita menasehati sekaligus mendoakan tanpa harus marah – marah seperti yang dilakukan oleh nenek tua dicerita pertama tadi. Alyssa soebandono dengan mantap membuat keputusan mengejutkan untuk berhijab tidak lepas dari peran aktor rupawan dengan segudang prestasi di bidang entertaiment yang kini telah sah menjadi suaminya, Dude Harlino. Dude sebelumnya sempat mengungkapkan, sebagai seorang wanita memang sudah kewajibanya untuk menutup aurat, namun ia tidak akan memaksa Icha, biar semua itu berjalan atas kehendak Alyssa.

Ini adalah salah satu contoh nyata bahwa kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menjadi baik. Tuhan memiliki kuasa paling tinggi untuk menurunkan hidayah kepada hambaNya. Tindakan yang bisa kita ambil sebagai sesama manusia, adalah menasehati dan mendoakan tanpa harus mengeluarkan kata – kata sadis. Saya teringat sebuah ungkapan indah dari sebuah buku kaya akan motivasi Jangan Kuliah Kalo Gak Sukses karya Motivator muda Se – Asia Tenggara Setia Furqon Kholid.

Allah yang Maha Pengasih dan Maha penerima taubat selalu menanti dengan sabar taubat makhluk – makhlukNya, yang mau memperbaiki diri dan menjalankan segala perintah-Nya. Dialah yang memberi ketentraman dan kebahagiaan yang tiada terkira. Saat kita mendekatiNya sehasta, Dia mendekati kita sedepa. Saat kita mendekatiNya sedepa, Dia mendekati kita sejengkal. Saat kita mendekatnya dengan berjalan, Dia mendekati kita dengan berlari.

Jangan mudah membesarkan kepala dengan menyebut bahwa kita adalah Orang Baik. Pemilik definisi mengenai Orang Baik hanyalah Tuhan yang Maha Esa. Jangan mudah menghardik seseorang sebagai pendusta, gemar maksiat atau kafir. Yang memiliki kuasa mengkafirkan seseorang, hanyalah pemilik alam semesta ini, ialah Tuhanmu. Minimalisir keegoisan kita, maksimalkan rasa cinta kita kepada sesama, dengan saling mengasihi, memberi pengertian dan tanpa henti untuk mendoakanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun