Mohon tunggu...
Yuda Rangga
Yuda Rangga Mohon Tunggu... Guru - nadhratul asri adalah Yang berbeda

"berjuang menggenggam malam dengan pagi, berusaha untuk slalu bersyukur dan sabar"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Generasi yang Tertidur

3 Februari 2016   05:29 Diperbarui: 3 Februari 2016   07:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang saya miris melihat dunia yang terus di landa problema tanpa henti, sepatut nya kita terus berdoa untuk kebaikan Negara kita ini, tanah air kita tercinta, Indonesia. Bicara tentang Indonesia, penulis ingin sedikit berbagi dengan kawan-kawan inspirator, mungkin tulisan ini bisa sedikit menambahkan inspirasi kita untuk memperbaiki Negara kita, terutama untuk penulis sendiri.

Kita yang satu bangsa dan Negara ini memiliki beragam agama, adat, budaya, bahasa dan masih banyak lagi variasi yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. Ini membuat kita memiliki berbagai pendapat dan ideologi yg berbeda-beda. Meskipun banyak perbedaan di antara kita, tapi satu hal yang membuat kita tak ingin terjadi yakni rusaknya Negara tercinta kita, Indonesia. Jangan sampai Negara kita yang bernama Indonesia berubah menjadi ironisia; Negara yang memiliki banyak kejadian ironis yang patut di kasihani. :(

Padahal Presiden pertama kita, Ir. Soekarno pernah berucap lantang, "Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia!". Namun sepertinya kini kalimat itu tinggal kenangan. Mungkin semua ini berakar pada satu masalah yang kurang di perhatikan oleh kita semua, juga pemerintah. Yaitu masalah tentang generasi yang hilang, generasi muda yang di telan modernisasi yang berlebihan sehingga melupakan nasionalisme dan juga jati diri sebagai anak bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan sudah banyak pemuda-pemudi alay yang sudah lupa apa arti sejati dari 'pemuda Indonesia' itu.

Dengan adanya masalah epic ini, Negara kita jadi terlihat kompleks. Tak seperti dulu kala yang memiliki prinsip dan budaya yang kuat dan baku. Juga pemikir-pemikir bangsa seperti Om Hatta dan Pak de Hamka yang punya pemikiran simple nan bijak. Coba saja kita lihat, banyak pemuda-pemudi sekarang yang sudah tak sadar akan jati dirinya. Sebagai penerus bangsa, kita yang seharusnya bisa meneruskan perjuangan orang-orang terdahulu, tapi kini masih banyak remaja-remaja yang mengidolakan selebriti-selebriti barat. Ada juga yang mengaku gaul dengan gaya nya yang metal. Atau pun hidup ‘bahagia’ dengan pergaulan bebas yang sebebas-bebasnya. Kemanakah moral dan nasionalime kita? Kemanakah revolusi yang dulu di gencarkan? Atau reformasi yang belum lama di gelar?

Negara kita sudah melewati beberapa fasa. Tapi kenapa hingga kini belum terlihat perbaikan yang begitu signifikan? Melihat kondisi seperti ini, Lalu apakah yang akan kita lakukan? jangan sampai kita hanya termenung dan bertopang dagu. Apalagi ikut-ikutan merusak bangsa ini. Ih, ogah deh. Mending gak usah hidup sekalian. (-_-)

Lalu, apakah kata-kata Pak Karno di atas sudah tidak relevan lagi bagi kita, pemuda Indonesia? Sebelum penulis memaparkan pendapatnya, coba sejenak kita renungkan. Benarkah Negara kita; Indonesia, benar-benar sudah kehilangan energi kepemudaannya? Ataukah energi itu hanya belum terbangun, masih tertidur pulas menanti untuk dibangunkan?

Menurut penulis yang masih belajar ini, yang harus kita--pemuda lakukan adalah menjadi ‘Pahlawan Bangsa’ untuk Negara ini. "Bagaimana menjadi pahlawan bangsa, bukankah saat ini Indonesia sudah dalam keadaan merdeka?". Bukan, bukan itu. Maksud penulis 'Pahlawan Bangsa' disini adalah pemuda yang bisa memberikan kontribusi serta karya positif bagi Negaranya, yakni dengan mencari solusi bagi kemajuan dan kebaikan Tanah air kita, Indonesia. Jika belum bisa memberikan kotribusi dan karya besar yang bermanfaat bagi Negara kita, cukup cari solusi sederhana. Penulis menyebutnya self resolution atau solusi memperbaiki diri sendiri, agar dampak kedepannya dapat mempengaruhi kemajuan Indonesia.

       Berikut 4 tahapan sederhana yang bisa penulis jabarkan dan semoga kita satu pikiran ya, wahai pemuda-pemudi Indonesia :

  1. Mencari jati diri yang baik, yang sesuai dengan agama dan Negara.
  2. Sadar akan keadaan dan kondisi tanah air tercinta.
  3. Segera bergerak membuat kontribusi atau karya-karya kecil. Contohnya mudah saja, seperti membuat tulisan yang bermanfaat dan menginspirasi bagi umat manusia, terutama di Indonesia.
  4. Langkah terakhir berusaha melakukan perubahan-perubahan yang ada di lingkungan kita, untuk kemajuan Indonesia.
         

Jika tahapan tersebut bisa dilakukan semua pemuda-pemudi Indonesia, penulis yakin pada akhirnya energi pemuda Indoesia yang 'tertidur' itu bisa segera 'terbangun'. Sehingga roda-roda kemajuan dan kebangkitan Indonesia akan segera bergerak, yang bahan bakarnya adalah para pemuda Indonesia. Ingat, seperti apa suatu Negara ke depannya, dapat di nilai dari generasi muda nya sekarang. Karena pemuda adalah calon pemimpin bangsa ini nanti. Minimal kita dapat memimpin bagi diri kita sendiri. Sehingga, kita sudah harus bisa meneyimbangkan diri sendiri untuk menyeimbangkan sesuatu yang lebih besar; masyarakat Indonesia. Karena kalau bukan kita--para pemuda yang memimpin Negara kita nanti, siapa lagi? :)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun