Saat ini kita tengah berada di era globalisasi di mana teknologi telah mempengaruhi sistem teknologi dan informasi. Globalisasi dapat memberikan dampak positif dan juga negatif. Salah satu dampak positif yang juga menjadi dampak negatif globalisasi yang dapat kita lihat dan rasakan adalah pesatnya arus persebaran informasi. Dengan adanya perkembangan teknologi yang dihasilkan dari globalisasi, informasi yang tersebar, baik di dunia nyata maupun dunia maya, dapat tersebar dengan lebih cepat yang kemudian meningkatkan potensi tersebarnya hoax.
Untuk memberikan sedikit latar belakang, penulis akan menjelaskan secara ringkas mengenai apa itu hoax. Pada umumnya hoax dibuat untuk menipu masyarakat dalam bentuk informasi yang tidak atau belum dipastikan kebenarannya, maupun informasi yang telah diputarbalikkan faktanya. Apabila pembaca tidak teliti dalam membaca dan menggali lebih dalam mengenai informasi yang mereka temui, maka mereka akan terkecoh dan mempercayai berita tersebut. Hal ini dikarenakan berita-berita hoax yang muncul pada umumnya terlihat seperti sebuah berita yang sudah terverifikasi atau bahkan memiliki "bukti-bukti" yang terlihat mendukung.
Sebagai contoh sederhana, penulis akan memberikan sebuah contoh mengenai persebaran hoax. Di tengah pandemi Covid-19 ini dapat dilihat berbagai macam contoh persebaran hoax, seperti isu yang mengatakan bahwa Bill Gates merupakan dalang dibalik pembuatan virus Covid-19. Isu ini pertama kali muncul di sebuah akun Facebook. Ulasan yang muncul pada akun ini kemudian mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar dan menjadi topik perbincangan di tengah pandemi Covid-19. Tentu terdapat beberapa masyarakat yang dengan mudah mempercayai berita tersebut. Namun, setelah ditelusuri dan diselidiki lebih lanjut, ternyata berita tersebut tidak benar. Ada juga berita yang mengatakan bahwa terdapat sebuah microchip yang dapat melacak keberadaan masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Hal ini dimulai dengan masyarakat yang beramai-ramai menempelkan koin ke lengan mereka seakan-akan membuktikan bahwa memang benar terdapat microchip di vaksin tersebut. Berita ini sempat menjadi topik perbincangan yang ramai di antara masyarakat. Hal ini kemudian diklarifikasi oleh Kementrian Kesehatan yang menyatakan bahwa berita tersebut hoax. Mereka pun menjelaskan bahwa alasan mengapa sebuah koin logam dapat menempel pada lengan seseorang adalah karena adanya keringat. Mereka juga menjelaskan bahwa bahan yang digunakan dalam pembuatan logam adalah nikel dan merupakan bahan yang tidak akan menempel karena adanya daya magnet.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tidak sedikit masyarakat yang dengan mudah mempercayai dan menyebarkan suatu berita. Namun hal ini dapat dikurangi atau bahkan dicegah apabila masyarakat saling membantu dalam persebaran informasi. Ada baiknya apabila kita melihat seseorang yang menyebarkan berita hoax, kita bisa menegur mereka dan memberikan nasihat. Selain itu, pemerintah telah memberikan wadah kepada masyarakat yang dapat digunakan untuk melaporkan berita hoax sehingga ketika kita melihat berita yang bersifat bohong kita dapat segara melaporkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H