Keberdayaan Pendidikan di Masyarakat di Era Program Merdeka Belajar

Pendahuluan

Keberadaan manusia di dunia ini tidak lepas dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan suatu wadah dimana setiap orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Keharusan manusia saat ini berada dalam suatu orgnisasi ditunjukan untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efisien. Dunia pendidikan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan upaya yang dilakukan dalam konteks organisasi. Dengan demikian proses pendidikan dalam sebuah organisasi menunjukan bahwa keberadaan organisasi pendidikan tersebut ditunjukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh dan lebih baik . Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik. Keinginan tersebut selalu diupayakan melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu cara yang dipilih untuk meraih kemajuan. Dengan cara memberdayakan para anggota masyarakat tersebut agar memiliki mutu kapasitas dan kapabilitas diri sesuai yang diharapkan. Selain itu, pada program merdeka belajar ditengah masyarakat yang mana adanya proses merdeka belajar untuk mendukung ivonasi dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, diperlukannya daya dukung dari pembentukan kompetensi guru sebagai guru penggerak yang merdeka melalui organisasi perbedayaan pendidikan di masyarakat.

Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap orang. Karena sejatinya pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengubah status sosial seseorang. Maka dari itu diperlukannya tenaga pendidik yang berkualitas agar pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan harapan. Sebagai unsur penting dalam pendidikan, kualitas pribadi seorang tenaga pendidik menjadi suatu perhatian khusus. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas seorang tenaga pendidik, salah satunya adalah melalui program-program pelatihan. Seperti yang kita ketahui ada beberapa program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru, salah satunya program yang dilakukan oleh organisasi BGBL. Organisasi Bantu Guru Belajar Lagi (BGBL) adalah sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada pengembangan kualitas guru di Indonesia. Organisasi BGBL menyediakan sarana untuk para guru meningkatkan kompetensinya melalui program-program yang mereka buat. Organisasi BGBL memiliki tujuan yakni menciptakan suatu kelompok belajar bagi para tenaga pendidik yang tentunya diharapkan dapat meningkatkan kualitas si pendidik itu sendiri. Karena dengan adanya tenaga pendidik yang berkualitas, maka akan tercipta pula peserta didik yang berkualitas.

Profile Organisasi Bantu Guru Belajar Lagi 

Berawal dari memiliki pengalaman menjadi pengajar di SD Sumur Batu 01 dan sekolah alam Tunas Mulia, Bantar Gebang, Bekasi. Sumur Batu adalah kelurahan yang 42,5 hektar wilayahnya merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk DKI Jakarta dan Kota Bekasi. Pada tahun 2014 hanya 51,4% penduduknya yang menyelesaikan wajib belajar 9 tahun selain itu minimnya fasilitas dan dukungan bagi para guru untuk mengembangkan kompetensinya menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru di Sumur Batu untuk memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didiknya.

Berdasarkan keterbatasan yang ada, salah satu guru di sekolah tersebut menyadari jika ia ingin membuat perubahan pada murid-muridnya, maka ia tidak bisa berhenti belajar dan perlu meningkatkan ilmu nya. Kualitas belajar yang perlu ditingkatkan seperti pembelajaran dengan mengikuti perkembangan teknologi, serta teknik berdiskusi dan berinteraksi dengan peserta didik saat mengajar. Maka dari itu bantu guru belajar lagi hadir karena menyadari perlunya melakukan intervensi kepada guru guru yaitu dengan menghadirkan program pelatihan dan pendampingan guru berkualitas di sekolah-sekolah mereka.

Tujuan, Visi, dan Misi Organisasi Bantu Guru Belajar Lagi

            Salah satu tujuan dari berdirinya organisasi Bantu Guru Belajar Lagi ini ialah menginginkan guru di Indonesia mempunyai kelompok belajar untuk meningkatkan kualitasnya. Selama ini pelatihan guru terbatas, hal-hal seperti pelatihan soft skills dan mindset belum banyak dilakukan. Jika guru belajar lagi, guru dapat melakukan pendampingan kepada siswa, demi terciptanya hak yang sama atas pendidikan yang berkualitas.[1] 

 

Visi