Mohon tunggu...
Nadhila
Nadhila Mohon Tunggu... -

Berbagi yang dirasakan dan diresahkan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bisikkan Januari, Pelukan untuk Februari

31 Januari 2017   20:54 Diperbarui: 31 Januari 2017   22:01 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Januari sudah berada pada ujungnya. berdiri dibelakang pintu, menjijing tas dan sekeranjang kenangan ditangan kanannnya. 

Januari tepat dijantung tiga puluh satu, angka kesukaan ku. merapatkan jaket parka warna coklat yang ia pakai, siap memberi salam selamat datang pada sang Februari.

Januari berada ditempat terakhir ia berdiri. membisikkan sesuatu pada ku yang kemudian membuatku mengangguk seraya tertawa kecil. membawa serta doa, harapan, ucapan selamat tinggal yang aku terbangkan untuk mu. mengangkut waktu malam-malam ku bersama lembaran buku, video tutorial, dan suara sumbang gitar peninggalan papa. 

Januari pergi bergitupula cerita yang menyertainya. begitupula serpihan-serpihan nama mu yang masih tersangkut di beberapa tanggalnya. 

Jangan, jangan dulu marah pada ku. jangan marah karena aku masih berkutat pada mu. jangan marah karena terkadang dihari yang kelabu, memori otak ku memutar kembali film, rangkaian peristiwa tentang mu. jangan, jangan dulu marah. dengarkan, aku.. percaya pada ku sekali ini saja.. 

aku sudah berusaha melepaskan yang sudah terlepas. tapi kau tau kan terkadang sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik, jadi ketika ada hari dimana aku tidak teringat tentang mu, tertawa, bahagia, aku mensyukurinya dan ketika ada hari dimana mata mu tiba-tiba terlintas ketika aku sedang membaca buku, aku juga mensyukurinya. lalu berdoa, semoga kau baik-baik saja, sehat walafiat dimanapun berada, begitu seterusnya. sampai perlahan, semua tampak baik-baik saja. 

jadi, ketika Februari nanti melangkah memasuki pintu, aku akan memeluknya, erat sekali! akan ku minta ia menyediakan lebih banyak sinar matahari, lebih banyak waktu luang bersama keluarga, lebih banyak film bagus, kentang goreng dan es krim vanilla. ketika Februari masih membawa nama mu, aku hanya perlu bedoa dan setelahnya aku akan tertawa kembali. aku akan membuat kebahagian di Februari, dengan racikan teh hangat, selimut, rinai hujan, sedikit rasa rindu dan banyak senyum. 

jadi, jangan marah pada ku. jangan marah seakan-akan aku belum mampu menerima. seakan-akan aku akan mengusik hidup mu kembali. seakan-akan aku akan mengacak-acak jam tidur mu lagi. tidak, tenang saja. aku akan berdiri dibatas teritorial ku. jika nantinya aku menyapa itu bukan karena aku ingin kembali, itu karena kamu laki-laki yang aku hormati. jika nantinya jalan hidup kita bersinggungan itu bukan aku yang mengada-mengada, itu sepenuhnya rencana semesta. aku menghormati keputusan mu. sepenuhnya. 

aah.. aku selalu begitu jika membahas tentang mu. terlalu banyak kata yang ingin disampaikan, padahal kau pun tak akan pernah membacanya. ahh Januari sudah mulai meninggalkan pintu. tak apa, aku bersyukur masih dipertemukan dengannya. walaupun aku tidak suka hujan dan sepatu yang basah. 

aku siap untuk semua kejutan di Februari. aku, menyambutnya.. 

eh, kau penasaran dengan sesuatu yang Januari bisikkan tadi pada ku? sini, dekatkan telinga mu, akan ku bagi rahasianya.. tadi Januari berbisik..

"Nana, bilang padanya untuk tidak hanya bahagia yang jangan dilupa tapi juga target wisuda" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun