Clickbait adalah istilah yang mendeskripsikan sebuah judul berita yang terlihat menjanjikan dan provokatif untuk menarik perhatian pembaca, padahal isi dari berita tersebut seringkali tidak sesuai dengan apa yang ditulis dalam judul. Fenomena clickbait pada saat ini marak terjadi di portal berita daring. Tujuan dari penggunaan clickbait adalah tak lain untuk meningkatkan bisnis persaingan media satu dengan media lainnya.
Kode etik jurnalistik pasal 2 adalah seorang jurnalis harus menempuh pekerjaannya sesuai dengan kode etik jurnalistik yang berlaku. Namun, sampai saat ini masih banyak ditemukan media dengan jurnalis yang mengunggah berita-berita dengan headline atau judul yang dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan faktanya. Menurut beberapa jurnal ilmu komunikasi, bisnis media memanfaatkan perhatian dari pembaca berupa clicks dan views guna memikat pemasangan iklan. Tekanan ini umum dilakukan antar perusahaan sehingga memaksa setiap media untuk menyusaikan model bisnis agar mampu mempertahankan eksistensinya di pasaran.
Fenomena clickbait juga berdampak buruk pada praktik jurnalistik. Pasalnya, jurnalis seharusnya mengatumakan kepentingan publik, kini justru bekerja dengan prinsip logika jangka pendek. Logika jangka pendek ini tentu hanya memikirkan kepuasan sebuah media yang hanya mementingkan views dan click dan mengesampingkan kode etik jurnalistik seperti mengabaikan nilai berita, verifikasi, dan cover both side.
Namun faktanya, adanya fenomena clickbait ini seperti membantah dan tutup kuping akan pengikisan kerja profesional jurnalistik. Pada hasil survei Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik tahun 2017 menunjukkan bahwa pembaca media daring di Indonesia mencapai 50,7% juta orang. Jika dilihat dari generasinya, generasi Z mencapi 44,61% dan selalu naik di setiap tahunnya, lebih spesifik pada tahun 2023, jumlah literasi media generasi Z mencapai 83%. Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila terus meningkatnya pengaksesan media berita oleh generasi Z namun, berita yang dibaca tidak mencapai kualitas berita yang sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Clickbait memiliki beberapa kategori, salah satunya presentation variables yang mengacu pada penyajian berita dan urutan narasi yang digunakan di dalamnya. Kategori ini digunakan agar pembaca menemukan kesenjangan informasi pada dirinya sehingga menimbulkan rasa gelisah dan tidak nyaman. Dengan rasa gelisah dan penasaran tersebut, akhirnya pembaca akan memutuskan untuk membuka berita dengan judul yang clickbait tersebut. Oleh karena itu, banyak berita dengan kata-kata atau kalimat yang dilebih-lebihkan dan juga tidak sesusai dengan makna yang sebenarnya dengan tujuan menimbulkan titik penasaran para pembaca.
Lalu, dengan tipu daya clickbait yang saat ini marak terjadi, tentu memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap minat baca generasi Z. Dengan isi berita yang tidak sepenuhnya benar bahkan melenceng dari judul yang digunakan, tentu membuat pembaca merasa dibohongi dan dirugikan karena tidak mendapatkan inti yang dimaksud dan dicari. Namun, kenyataan yang terjadi seperti bertolak belakang dengan kemirisan yang dirasakan pembaca, persentase rasa penasaran masih mendominasi dari perasaan tersakiti akibat merasa dibohongi.
Membaca merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dan ide yang terdapat dalam bacaan tersebut. Sedangkan minat baca merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh informasi yang diwujudkan dengan kesediannya untuk membaca atas kesadaran sendiri. Saat seseorang melihat produk jurnalistik yang menggunakan strategi clickbait, maka orang tersebut akan merasa penasaran sehingga ingin mencari tahu lebih lanjut isi dari produk jurnalistik itu. Keinginan tersebut diwujudkan dengan membaca berita clickbait yang dimaksud.
Dalam fenomena clickbait ini, terdapat dampak positif dan negatif yang dapat dipetik. Dampak positifnya, dengan rasa penasaran yang timbul akibat adanya clickbait, minat baca generasi Z meningkat setiap tahunnya. Namun, dampak buruk yang terjadi akibat clickbait adalah semakin terkikisnya profesionalisme seorang jurnalis dalam mengedepankan kode etik jurnalistik dalam dirinya.
Meningkatnya minat responden untuk membaca berita clickbait mengindikasikan keberhasilan media dalam mendapatkan perhatian responden. Hal ini dikarenakan ketika seseorang memiliki minat baca, maka ia akan memfokuskan perhatiannya pada bacaan tersebut. Perhatian ini lah yang menjadi tujuan utama jurnalis dalam membuat clickbait journalism, yaitu untuk mendapat keuntungan. Dengan kata lain, semakin tinggi minat membaca berita clickbait, semakin tinggi pula keuntungan yang akan diperoleh media yang mempublikasikan berita tersebut.
Menurut keterangan dari salah satu anggota SEO content writer di media Akurat.co, Putri Chandra mengutarakan penjelasannya bahwa sebagai penulis di portal media berita daring memang perlu menerapkan judul semenarik mungkin agar menarik minat pembaca.
“Namun penulisan judul tersebut tidak boleh bohong, melainkan harus dijelaskan kembali dalam badan artikel. Karena SEO content writer juga harus menyesuaikan judul dengan kata kunci yang tepat sehingga bisa masuk kolom pencarian Google,” ujarnya saat diwawancarai pada Sabtu, 30 Desember 2023.
Ia menambahkan bahwa adanya artikel dengan judul clickbait masih akan memiliki peluang besar dibaca oleh generasi Z untuk kepentingan media sosial mereka.
“Karena generasi Z saat ini pastinya akan melihat judul artikel yang paling unik dan menarik di Google untuk dibuka pertama kali. Meskipun isi artikel tidak sesuai harapan, namun besar kesempatan untuk generasi Z membaca artikel tersebut dan mencari suatu tulisan yang menarik. Bahkan sebagian besar mereka akan membagikan kutipan artikel yang menarik di media sosialnya agar orang lain bisa membaca hal yang serupa,” tambahnya.