Soeharto adalah presiden terlama yang pernah berkuasa di Indonesia. Meskipun semasa karir dan pemerintahannya diliputi berbagai kontroversi, namun tak bisa dipungkiri jika rakyat Indonesia memiliki terlalu banyak kenangan atas masa pemerintahannya.
Tanggal 8 Juni 2021 merupakan tepat hari ke-100 tahun kelahiran Presiden kedua Indonesia yang menjabat selama 32 tahun ini. Soeharto, berpulang ke rahmatullah pada usia ke-87 pada 27 Januari 2008. Setelah sempat menerima perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan selama 23 hari.
Sudah berada di usia renta, saat itu Soeharto diketahui meninggal karena mengalami kegagalan multiorgan. Soeharto dimakamkan di Astana Giribangun yang terletak di lereng barat, Gunung Lawu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca juga: Hubungan Antara Surabaya dan Dr Soetomo Sang Inisiator Kebangkitan Nasional
Latar belakang keluarga Soeharto
Soeharto lahir dari pasangan suami istri Sukirah dan Kertosudira. Ia menikah dengan Raden Ayu Siti Hartinah. Karirnya di militer dimulai sebagai anggota kemiliteran setelah masuk menjadi bagian tentara KNIL di tahun 1942.
Soeharto bersama karir militernya
Ketika Belanda pergi dari Indonesia, Soeharto bergabung dengan PETA. Kisah  kontroversi Soeharto di antaranya diceritakan Salim Haji Said dalam buku yang berjudul "Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto".
Dalam tulisannya, ia menekankan pada dua point yang membuat pemerintah otoriter Soeharto sangat berkuasa pada masanya itu. Yakni, dengan mencari dukungan militer dan memanfaatkan kemarahan rakyat pada Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam karir militernya, Soeharto lama bergabung dengan PETA. PETA merupakan kesatuan militer bentukan Jepang di Indonesia. Di sinilah Soeharto terus menjalankan karirnya di militer, hingga akhirnya Indonesia merdeka.
Soeharto disebut pernah ikut serta dalam serangan umum di Yogyakarta pada 1 Maretb 1949. Dalam jejak karir Soeharto, di 17 Oktober 1959 ia juga pernah tersangkut kasus penyelewengan. Membuatnya sempat dipecat dari kemiliteran, namun segera diperkenankan aktif kembali.
Selanjutnya, jejak karir Soeharto dilantik menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat setelah G30-S. Saat situasi politik di Indonesia sedang panas di tahun 1965, karir Soeharto terlihat mulai terlihat melebar ke ranah politik.
Soeharto dan karir politiknya
Kemudian di tahun berikutnya, Soeharto menerima surat perintah sebelas Maret (Supersemar) dari Soekarno. Kemudian, setelah Soekarno turun tahta sepenuhnya, Soeharto dipilih sebagai Pejabat Presiden.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!