Populasi badak putih di dunia hanya tinggal terhitung jari. Badak Putih Utara ini juga memiliki nama lain Northen White Rhinoceros. Sudah sejak kurang lebih enam tahun yang lalu, populasi badak putih utara ini terus menipis.
Di tahun 2018 lalu, dilaporkan tersisa tiga ekor lagi badak putih. Dimana dua di antaranya adalah betina, satu lagi adalah jantan. Mereka adalah Sudan, Naji, dan Fatu. Naji dan Fatu adalah betina. Sementara Sudan adalah jantan. Namun, sayangnya Sudah mati pada usia 45 tahun di tahun 2018 lalu itu.
Sudan mati pada Senini, 19 Maret 2018 di Ol Pejeta. Lantas, apakah keberadaan badak putih utara di dunia akan terselamatkan, sementara hanya tersisa dua ekor betina?
Untuk menjaga badak putih utara dari kepunahan, peneliti sudah mengusahakan berbagai cara agar mereka tidak punah. Di antaranya dengan melakukan pembiakan pada spesies ini. Sebelum Sudan mati, ternyata para ilmuwan sudah mengambil sel sperma Sudan dan membekukannya.
Baca juga: Albert Einstein dan Kecerdasan Lebah Madu
Melakukan proses bayi tabung
Pembekuan sel sperma Sudan ini rencananya digunakan untuk membuahi  sel telur badak putih utara betina dengan teknik in vitro. Jadi, para peneliti mencoba menyatukan sel sperma Sudan dengan sel telur dari Najin dan Fatu.
Inilah yang dimaksud proses in vitro atau bayi tabung pada badak putih utara. Tetapi, proses ini memang dihantui kegagalan. Lantaran, Sudan, Najin, dan Fatu masih memiliki hubungan genetis atau masih bersaudara. Ini menyebabkan ada resiko jika pun berhasil bayi tabung pada badak putih, anak yang dilahirkan bisa saja cacat.
Ada banyak hal lainnya juga yang menyebabkan proses pembuahan sel sperma Sudan ini terus alami kegagalan. Meskipun peneliti terus berupaya. Di lain sisi, ternyata bayi tabung pada badak putih pernah berhasil. Namun, untuk badaka putih selatan.
Badak putih selatan memang memiliki populasi yang lebih banyak daripada badak putih betina. Ditambah lagi, keberhasilan pembuahan dengan bayi tabung pada badak putih betina di Taman Safari San Diego Zoo pada tahun 2019 silam.
Maka dari itu keberhasilan ini sebenarnya menjadi setidaknya ada sedikit secercah harapan akan kemungkinan berhasilnya bayi tabung pada badak putih utara. Demi menyelamatkan spesies badak putih utara ini, para ilmuwan terus berusaha untuk mentransplantasi embrio badak putih utara ke Rahim ibu pengganti badak putih selatan.
Namun, menyelamatkan spesies badak putih utara dengan cara ini juga belum tentu berhasil. Para ilmuwan masih punya cara lainnya untuk pembiakan, yakni dengan menanamkan sperma badak putih utara untuk membuahi sel telur badak putih selatan.
Meskipun jika berhasil yang terlahir bukan lagi murni badak putih utara, namun setidaknya bisa menyelaamatkan dan menyisakan keragaman genetik dari badak putih utara. Sayangnya cara pembiakan dengan ide ini masih terhalang oleh kurangnya peralatan dan ilmu pengetahuan saat ini.
Menurut prediksi, hal seperti ini baru bisa dilakukan kemungkinan 10 hingga 20 tahun ke depan.
Baca juga:Â Covid-19 Mulai Menulari Hewan, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Asal-usul Badak Putih
Badak putih utara menurut cerita dahulunya ditemukan di beberapa negara di Afrika Timur dan Tengah di selatan Sahara. Subspesies ini adalah pemakan rumput di padang rumput atau hutan sabana. Kini, kedua badak putih utara yang tersisa in milik Kebun Binatang Dvr Krlov di Republik Ceko.
Namun, perlindungan spesiesnya ini dilakukan dengan tinggal di  Konservasi Ol Pejeta, Kenya. Perlindungannnya, bahkan dilakukan dengan penjagaan penjaga bersenjata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H