Inflasi ekonomi adalah kondisi yang dihindari oleh sebuah negara. Inflasi terus-menerus dapat menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi dalam sebuah negara. Untuk itu biasanya negara-negara berusaha untuk menekan laju inflasi agar tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negaranya.
Penjelasan mengenai Inflasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang kertas beredar. Kondisi ini menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Otoritas Jasa Keuangan
Menurut pengertian ini Inflasi adalah keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan harga secara cepat sehingga berdampak pada  menurunnya daya beli . Kondisi ekonomi ini juga sering pula diikuti dengan menurunnya tingkat tabungan ataupun investasi karena adanya peningkatan dari konsumsi masyarakat dan hanya sedikit untuk tabungan jangka panjang.
Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:
Baca juga: Pilih Bayar dengan Uang Pas atau Nunggu Kembalian?
- Tarikan permintaan (demand full inflation), ini adalah kondisi inflasi yang disebabkan karena tingginya daya beli masyarakat berupa permintaan dan daya tarik terhadap suatu barang. Biasanya dipicu dari membanjirnya likuiditas di pasar. Permintaan meningkat, berdampak harga barang meningkat. Diikuti harga faktor produksi yang bisa meningkat.
- Desakan tekanan (produksi) atau distribusi (cost push inflation), inflasi yang terjadi saat dorongan kenaikan biaya produksi yang terus-menerus naik. Faktor yang memengaruhinya bisa dari biaya faktor produksi terus meningkat, kelangkaan produksi, atau kelangkaan distribusi.
- Inflasi Campuran (Mixed Inflation), Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan bisa berakibat terjadinya Inflasi. Contoh di saat sebuah barang produk/jasa permintaannya meningkat, lalu ketersediaannya menjadi berkurang dan tidak ada. Sementara produk/jasa pengganti langka.
Jenis-jenis Inflasi
Jenis Inflasi berdasarkan sifat
- Inflasi Rendah (Creeping Inflation)
Jenis Inflasi Rendah adalah yang sifat besarnya kurang dari 10 persen per tahun. Inflasi jenis ini dibutuhkan dalam perekonomian karena bisa memproduksi produsen untuk lebih banyak memproduksi barang atau jasa.
- Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Inflasi ini jenisnya memiliki besar 10-30 persen per tahunnya. Tanda terjadinya Inflasi jenis ini adanya kenaikan harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit. Contohnya seperti 15 persen, 20 persen, dan 30 persen.
Baca juga: Selama Puasa, Anggaran Anak Kost Jangan Sampai BoncosÂ
- Inflasi Berat (High Inflation)
Seperti nama jenis inflasi ini. Inflasi berat besarannya juga besar, yakni 30-100 persen per tahun. Contoh Inflasi berat yang telah terjadi seperti pada pertengahan dekade 1960-an. Saat itu di Indonesia Inflasi mencapai 600 persen.
- Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation)
Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga terjadi dengan sangat drastis. Hingga mencapai  empat digit atau di atas 100 persen. Di situasi seperti ini masyarakat tidak akan ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya sangat turun. Maka lebih baik ditukar dengan barang.
Baca juga:Â Belum Kaya? Ini Penyebabnya
Inflasi berdasarkan asalnya
- Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation)