Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila
Nadhifa Salsabila Mohon Tunggu... Freelancer - nadhifa

hi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Isu Kedokteran: Vape Vs Rokok

19 Agustus 2019   19:34 Diperbarui: 19 Agustus 2019   20:11 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dapat  juga menyebabkan penggunaan produk nikotin lainnya terus menerus, termasuk rokok, serta meningkatkan risiko penggunaan alkohol, kecanduan dan penggunaan obat lain.[4]  

Aerosol yang ada pada vape termasuk aditif, bahan beracun, partikel ultrafine, logam berat,dan bahan  karsinogenik lainnya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan kedua dan ketiga.[4]  

Penggunaan rokok elektrik atau vape juga meningkatkan risiko luka bakar dan kecelakaan lain, termasuk ledakan dari charger listrik yang disalahgunakan atau rusak. [4]

Vape memang tidak mengandung tar seperti rokok biasa. Namun, belum tentu aman untuk digunakan. Karena keduanya, baik vape maupun rokok biasa mengandung nikotin dan nikotin dianggap sangat membuat ketagihan, dan itu tampaknya menjadi sesuatu yang harus dikhawatirkan.[2] 

Paparan nikotin yang kronis dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan resistensi terhadap insulin, meskipun risiko ini dapat diimbangi oleh efek penekan nafsu makan dari nikotin. 

Inhalasi nikotin menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan detak jantung.[2] Pemasar rokok elektrik sering mengklaim bahwa bahan-bahannya aman. Tetapi aerosol yang dihasilkan produk-produk ini dapat mengandung nikotin, perasa, dan berbagai bahan kimia lainnya, beberapa di antaranya diketahui beracun atau menyebabkan kanker. 

Kadar dari zat-zat ini tampaknya memang lebih rendah daripada rokok tradisional, tetapi jumlah nikotin dan zat lain dalam produk ini dapat sangat bervariasi karena tidak distandarisasi. Efek kesehatan jangka panjang dari rokok elektrik ini tidak diketahui, tetapi sedang dipelajari.[5]

Bagi orang yang kecanduan akan rokok, rokok elektrik mengandung sumber nikotin yang kurang berbahaya, tanpa terpapar pada tar atau gas beracun dalam asap rokok. Namun, tidak jelas apakah rokok elektrik benar-benar membantu banyak orang untuk berhenti merokok.[2]

Dengan penelitian baru dan pendapat tentang rokok elektronik dan perangkat vaping lainnya yang keluar sepanjang waktu, mungkin sulit untuk memisahkan informasi yang akurat dari interpretasi data yang menyimpang. Banyak profesional kesehatan masyarakat yang mungkin termotivasi untuk menganjurkan produk yang kurang berisiko dibandingkan dengan merokok.[4]

Referensi :

1.Korfei M. The underestimated danger of E-cigarettes - also in the absence of nicotine [Internet]. Korfei Respiratory Research; 2018 Aug 29[cited 2019 Aug 15]; 19(1):1-4.  Available from: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun