Mohon tunggu...
Nadhif Faris Alrizkita
Nadhif Faris Alrizkita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hanya manusia penuh dosa yang ingin menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Inspiratif Menuju Kemajuan UMKM di Dungus

27 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 27 Januari 2024   15:32 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dungus, sebuah desa yang terletak di kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, ternyata menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa. Meskipun banyak warganya memiliki beragam jenis mata pencaharian, masih terdapat tantangan ekonomi yang perlu diatasi. Inilah yang mendorong masyarakat Dungus untuk mencari alternatif solusi, termasuk melalui berdirinya berbagai usaha kreatif dan praktik pengrajin tenun.

Beberapa cerita inspiratif datang dari keberanian warga Dungus yang membangun usaha mereka, dan ini menjadi sorotan utama saat kami melangkah pertama kali dalam Belajar Bersama Komunitas (BBK) di sana. Semangat ini sejalan dengan rencana kami untuk menjalankan Program Kerja "Sambang UMKM", yang menjadi pendorong kami untuk menyelusuri beberapa usaha di desa ini. Namun, perjalanan kami tidak hanya sebatas observasi; kami menerapkan inisiatif yang lebih berani. Melihat potensi yang perlu didorong, kami memutuskan untuk menawarkan alternatif solusi yang dapat membantu mendorong pertumbuhan usaha warga desa.

Berbagai usaha menarik seperti Opak Gambir, Kunyit Asem, Kedai Enno, Catering Bu Uum, Tambak Lele, Warung Bu Roh, dan Opak Jepit menjadi pusat perhatian kami. Setiap usaha memiliki keunikan dan strategi sendiri untuk tetap bertahan di tengah persaingan. Namun, tidak luput dari tantangan yang dihadapi oleh para pemilik usaha, yang pada akhirnya menjadi titik kritis pembatas kemajuan mereka.

Sejumlah usaha sudah memegang Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi halal, menunjukkan komitmen terhadap legalitas dan kepercayaan konsumen. Namun, masih ada yang perlu bekerja keras untuk mendapatkan sertifikat halal, menyadari pentingnya memenuhi tuntutan pasar yang semakin peduli dengan kehalalan produk. Upaya ini bukan hanya sebagai strategi bisnis, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pengusaha lokal untuk terus menghasilkan produk berkualitas.

Tantangan umum yang dihadapi pemilik usaha terkait dengan kurangnya pemasaran dan branding yang kuat. Hal ini memengaruhi aspek penambahan tenaga kerja, distribusi produk, dan manajemen usaha secara efektif. Dalam mengatasi kendala ini, kami mengambil inisiatif untuk memberikan dorongan dalam branding melalui media sosial. Tujuannya adalah memberikan visualisasi yang kuat terhadap usaha para pengrajin dan pelaku UMKM, serta meningkatkan kepercayaan diri dalam mengembangkan bisnis.

Sebagai langkah progresif, kami merangkai video branding yang menampilkan cerita inspiratif di balik setiap usaha, dari Opak Gambir hingga Warung Bu Roh. Video ini bukan sekadar visualisasi, melainkan persembahan dari keberanian dan dedikasi para pemilik usaha. Setelah diunggah pada platform sosial media instagram dan tiktok, kami mendapat respon positif dari lebih dari 2300 viewers. Dukungan yang terus bertambah dari warganet telah menjadi kekuatan penggerak bagi perkembangan UMKM di Dungus. Setiap klik, like, dan komentar adalah bentuk apresiasi yang mendalam terhadap keberanian para pengusaha lokal, menciptakan gelombang positif yang melampaui batas desa. Melalui penyebaran cerita inspiratif ini, kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk turut serta dalam mengangkat potensi lokal dan memperkuat perekonomian di tingkat desa.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun