Seni publik telah menjadi elemen penting dalam pengembangan kota-kota modern. Di berbagai belahan dunia, seni publik yang terintegrasi dalam ruang kota tidak hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga memiliki peran besar dalam membentuk identitas perkotaan. Seni publik berupa mural, patung, atau instalasi di ruang terbuka menjadi medium yang kuat untuk menampilkan karakter unik suatu kota, menyuarakan nilai-nilai budaya lokal, serta merangkul masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Peran seni publik ini semakin penting di era ketika banyak kota bersaing untuk menarik perhatian talenta kreatif, wisatawan, dan investasi ekonomi. Program penataan kota yang telah banyak dilakukan oleh pemerintah, memang akan mempengaruhi kesan dan citra tertentu sebagai wajah daerahnya. Penataan kota juga dapat dijadikan branding suatu wilayah. Para kepala daerah berupaya untuk menonjolkan identitas kota mereka dengan menerapkan strategi branding yang tepat. Salah satu strateginya adalah branding kota sebagai upaya untuk membentuk citra dan meningkatkan daya saing kota.
- Pentingnya seni publik untuk identitas kota.
Identitas kota adalah gambaran kompleks yang mencakup sejarah, budaya, lingkungan fisik, dan hubungan sosial masyarakatnya. Seni publik, sebagai bentuk ekspresi visual di ruang terbuka, memberikan kesempatan bagi kota untuk menonjolkan elemen-elemen identitas ini. Contohnya, patung Suro dan Boyo, Di Surabaya yang telah menjadi simbol ikonik kota tersebut. Selain itu juga, hal ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Seperti : Meningkatkan keindahan: Kesenian dalam ruang publik dapat menyajikan elemen keindahan yang membuat kota tampak lebih menarik dan menyenangkan.
Menciptakan tempat berkumpul: Karya kesenian dalam ruang publik yang menarik dapat menjadi daya tarik untuk orang-orang berkumpul dan bersosialisasi. Peningkatan ekonomi: Kesenian dalam ruang publik yang menarik dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan aktivitas ekonomi di kota tersebut.
- Seni Publik Sebagai Cermin Budaya Lokal
Seni publik berfungsi sebagai cermin bagi budaya dan sejarah suatu komunitas. Di banyak kota, karya-karya seni publik tidak hanya mempercantik lingkungan tetapi juga menggambarkan cerita lokal yang mungkin telah dilupakan atau terpinggirkan. Seni publik menawarkan media untuk menghidupkan kembali narasi masa lalu, memperlihatkan keindahan nilai tradisional, atau menampilkan aspirasi dan semangat masyarakat.
     Dalam hal ini, seni publik dapat memainkan peran penting dalam memperkuat sense of place, yaitu rasa keterikatan dan identitas terhadap suatu tempat.  Masyarakat Surakarta dapat dikatakan dekat dengan warisan tradisi dari kebudayaan Jawa. Kota Surakarta yang di masa lalu menjadi pusat kerajaan menjadikan kota ini masing dianggap sebagai pusat kebudayaan tradisi.
 Kampung-kampung di Kelurahan Purwodiningratan memiliki gang-gang dengan tembok di samping kiri-kanan gang. Tembok tersebut adalah tembok pagar jalan dan tembok dari rumah penduduk kampung. Sebelumnya tembok tersebut belum tersentuh untuk dimanfaatkan sebagai bagian yang dapat diolah untuk menambah estetika dari tata ruang kampung.
     Hingga pada akhirnya sekelompok mahasiswa mengadakan kegiatan bersama dengan warga kampung untuk membuat lukisan dinding (mural) di sepanjang gang kampung. Mural diharapkan mampu membawa dampak yang cukup besar pada perkembangan kota. Saat ini di tengah arus budaya urban yang sangat tinggi serta tingkat kepadatan masyarakat kota, perkembangan mural bisa dihubungkan dengan memperindah sudut pandang kota yang hilang akibat padatnya pengguna jalan raya, tingginya pemilik kendaraan bermotor hingga kemacetan yang terjadi.
Begitu pula dengan lingkungan yang tidak seimbang akibat penebangan pohon yang sebenarnya difungsikan sebagai paruparu kota menambah panasnya hunian serta tingkat polusi yang tinggi. Contoh lain juga di Yogyakarta, Indonesia, mural dan grafiti lokal sering kali menggambarkan isu-isu sosial dan nilai-nilai budaya Jawa, sehingga menciptakan hubungan yang kuat antara penduduk lokal dan lingkungan mereka. Dengan melibatkan seniman lokal yang mengenal baik budaya setempat, seni publik dapat menciptakan karya yang relevan dan bermakna bagi masyarakat. Hasilnya, seni publik ini menjadi bagian dari identitas kolektif yang tidak hanya menambah estetika kota, tetapi juga memupuk kebanggaan masyarakat akan tempat tinggal mereka.
- Adanya keterlibatan masyarakat
Salah satu kekuatan seni publik adalah kemampuannya untuk melibatkan masyarakat dalam proses penciptaan dan pemanfaatan karya seni. Di banyak proyek seni publik, penduduk setempat diberi kesempatan untuk berpartisipasi, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, atau menikmati hasil karya tersebut. Dalam banyak proyek seni publik, masyarakat dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan karya seni.
Proses kolaboratif ini menciptakan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap karya yang ada di ruang publik. Partisipasi masyarakat juga dapat mencegah vandalisme dan memperkuat rasa keterikatan dengan kota mereka. Salah satu contoh sukses partisipasi masyarakat dalam seni publik adalah proyek mural di Philadelphia, Amerika Serikat. Dalam proyek ini, penduduk lokal dilibatkan untuk merancang mural yang mencerminkan cerita dan aspirasi mereka.
Hasilnya, mural tersebut tidak hanya mempercantik kota tetapi juga menjadi wadah untuk menyampaikan pesan-pesan sosial yang relevan. Di Indonesia, inisiatif serupa dilakukan di Jakarta melalui program Jakarta Mural Festival, yang melibatkan seniman lokal dan masyarakat untuk mempercantik dinding-dinding kosong di kota. Hal ini menciptakan ruang publik yang tidak hanya estetis, tetapi juga bermakna secara sosial dan kultural.
- Representasional Patung Monumen di Kota.
Kebutuhan akan ciri khas suatu wilayah menjadi penting karena dapat membangun posisi dan citra yang kuat. Khususnya terkait dengan penataan elemen pendukung ruang publik yang bersifat monumental. Karya seni monumental tentunya sangat berbeda dengan karya seni lain seperti: karya lukis, grafis, fotografi, dan karya seni murni lainnya.
Wujud karya seni monumental biasanya banyak diwujudkan dalam bentuk patung, terlepas dari bentuk dan gaya  apapun sebagai ciri ekspresi dari masing-masing senimannya. Bentuk patung monumental tersebut banyak jenis dan ragamnya, ada yang berbentuk figuratif, dekoratif, realis, superealis, abstrak dan lain. Seperti yang disampaikan But Muchtar yang dikutip oleh Asep Miftahul Falah bahwa banyak kota membangun patung monumen di ruang publik seperti di taman-taman, di rotanda-rotanda jalan, di halaman, serta di dalam gedung-gedung. Tidak sedikit juga patung-patung monumen yang telah dibangun diresmikan oleh pejabat tinggi pemerintahan dalam upacara besar.
Namun fakta tersebut belum bisa menjawab ketidaktahuan masyarakat umum tentang tujuan sebenarnya dari pembuatan patung monumen tersebut, bahkan hanya menjadi sasaran lelucon sinis yang diucapkan masyarakat, demikian, di dalam realitanya, karya seni patung monumental biasanya diposisikan di tempat yang strategis dari berbagai sudut kota-kota besar, seperti beberapa patung monumen di Kota Bandung.
Karya seni monumental biasanya dibuat dengan konsep tertentu sebagai karya kolektif, maksudnya dari sisi pemesan karya tersebut berfungsi sebagai elemen estetis ruang eksterior yang bertujuan sebagai, media komunikasi simbolik, selain itu juga memuat harapan dapat menjadi ikon dari tempat (kota, provinsi, daerah, atau negara) tersebut.
REFRENSI
Rachmadi. G., Hendriyana.H., Falah.M., Kontekstualitas dan Representasional Patung Monumen di Kota Bandung, Jurnal Panggung V33/N2/06/2023.
Fuad. F.,Handayani. E.,Murni E., RUANG KOSONG RUANG KREASI: SENI RUANG PUBLIK SEBAGAI REFERENSI VISUAL BUDAYA TRADISI, Volume 4 No.1 Juli 2021.
Lauwrentius, S. (2015). Penciptaan City Branding Melalui Maskot sebagai Upaya Mempromosikan Kabupaten Lumajang. (Doctoral Dissertation). Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.
Tobing, R. R., & Siahaan, U. (2014). Karakteristik Fisik Koridor Komersial Antar Kota Baru Dalam Kaitannya Dengan Penataan Periferi Kawasan Terstruktur Dan Regulasi Kasus Studi: Koridor Serpong Tangerang Selatan. Research Report-Engineering Science, Vol. 2.
Falah, Asep Miftahul. (2021). Makna Simbolik Patung Monumen Di Taman Balai Kota Bandung. Atrat: Jurnal Seni Rupa, 8(3), 111-119.
Salam, S., & Muhaemin, M. (2020). Pengetahuan dasar seni rupa. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Setiaji, N. C., & Hanif, M. (2018). Kajian Makna Simbolis Patung dan Monumen di Kabupaten Ponorogo Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 8(01), 59-74.
Himawan, M. H. (2016) Sejarah Perkembangan Seni Patung Modern Indonesia : Pengaruh Tradisi Dan Kecenderungan Kontemporer Laporan Penelitian Pustaka. Project Report (Monograph). Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Surakarta.
Himawan, M. H. (2017) Kuasa Simbolik Patung Ruang Publik : Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta. Project Report (Monograph). Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Surakarta.
BATUMENYAN.DESA.ID. (2023). Kesenian dalam Ruang Publik: Menciptakan Identitas Visual. Â Kotahttps://www.batumenyan.desa.id/kesenian-dalam-ruang-publik-menciptakan-identitas-visual-kota/. (Di akses 14 November 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H