Dalam pekan ini, siapa tak kenal Mbah Marijan ?
Selain debu, jatuhnya korban dan pengungsian, wafatnya Mbah Marijan, laki-laki tua si juru kunci Merapi. Kematian Mbah Marijan menarik simpati ribuan orang dari berbagai kalangan yang datang langsung ke lokasi pemakamannya, bahkan jutaan rakyat yang bersimpati di berbagai penjuru nusantara menyaksikan prosesi pemakaman melalui berita.
Gunung Merapi dan Mbah Marijan akan selalu menjadi berita. Ke depan ketika ada pemberitaan tentang gunung Merapi yang bergejolak orang pasti akan mengikut pula berita tentang Mbah Marijan. Mbah Marijan dan gunung Merapi seolah telah menyatu.
Lain Mbah Marijan, lain Marzuki Ali,
Marijan dan Marzuki sama-sama berjenis kelamin laki-laki, keduanya pasti sudah disunat.
Tapi Marzuki Ali katanya pejabat negara, katanya dia wakil rakyat. Tapi heran, kemarin pernyataannya mengundang hujatan ke senayan, ke partai bentukan SBY dan ke dirinya sebagai ketua perhimpunan orang yang senang mengatas namakan rakyat, kecuali saya yang tak merasa punya wakil di senayan, sebab saya tak memilih dalam 2 pemilihan terakhir.
Bencana tzunami Mentawai dan Marzuki Ali ikut menjadi berita di nusantara sejak kemarin, hari ini dan sampai 2014, bahkan mungkin lebih lagi dari itu. Mengapa, karena bencana gempa tak dapat dihindari, dan ketika terjadi gempa bumi di pulau-pulau kecil di Indonesia dalam tahun-tahun mendatang, pernyataan Marzuki yang mempersalahkan warga negara yang berdomisili di pulau-pulau terluar, Marzuki Ali juga terhujat lagi.
Pernyataan Marzuki Ali kemarin sangat melecehkan, menghinakan dan tak pantas di tengah kondisi bangsa yang berduka.
Marzukiiiiiii........................, marzukiiiiiiiiiii.........................., terlalu kau......................
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI