Mohon tunggu...
Nades Medan (Pong Olin)
Nades Medan (Pong Olin) Mohon Tunggu... Guru - Melihat dunia dengan genggaman teknologi

Belajar berbagi dengan sesama tanpa memandang latar belakang. Pernah menjadi wartawan harian lokal, tapi karena tidak bisa seide dengan pemred yang otoriter, aku keluar dan kembali menekuni profesi sebagai pendidik, kembali mengabdikan ilmu pengetahuan sesuai latar belakang pendidikan profesi yang aku dapat selama delapan semester di bangku kuliah. Aku ayah dua orang putri dan suami dari seorang perempuan berdarah Manado dan Toraja, Jean seorang perempuan tangguh yang 50% Toraja dan 50% Manado

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangsa Sekarat

6 Desember 2010   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:59 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tiga ratus tahun lebih dijajah oleh Belanda dan tiga tahun lebih dijajah oleh Jepang (Nippon), dan enam puluh tahun lebih menjadi bangsa yang merdeka, Indonesia mungkin sudah menjadi bangsa yang telah ditakdirkan menjadi bangsa yang sial, bangsa yang sakit, bangsa yang amburadul.

Penyakit menahun yang diderita bangsa ini diawali dari peperangan kerajaan-kerajaan sebelum datangnya kolonial, dan pada zaman pendudukan kolonial, sakit bangsa ini tak pernah terobati. Dendam, amarah, dengki dan berbagai bentuk perseteruan serta penipuan sesama anak bangsa terus berlanjut. Bahkan ketika bangsa ini sudah melalui masa 65 tahun mengelola negaranya, penyakit bangsa ini makin sekarat.

Rakyat miskin terus bertambah, kekayaan alam terus dikeruk, korupsi terus menggerogoti kekayaan negara, pejabat negara bersiteru memperebutkan kekuasaan, kekerasaan atas nama agama, suku dan golongan terus terjadi, politik kotor terus dipraktekkan dengan janji-janji kesejahteraan kepada rakyat miskin. Penipuan atas nama lapangan kerja terus terjadi. Betapa boboknya bangsa ini, betapa sekaratnya Indonesia ini.

Melangkah menjalani Desember 2010, bersiap menyabut Januari 2011; perjalanan bangsa ini perlu direnungkan bahwa bangsa ini sakit dan sekarat. Perlu menjadi perenungan, akankah bangsa ini terus menderita, melarat diatas buminya yang kaya ? Sampai kapan bangsa ini menjadi bangsa yang hanya bermimpi tentang damai dan sejahtera ? Sampai kapan pejabat negara dan sesama bangsa ini selesai bersitegang berebut mimpi-mimpi yang tak nyata ?

Kapan bangsa ini benar-benar menjadi bangsa yang bermoral ? Kapan rakyat miskin terlepas dari penderitaan dan kemelaratanya ? Kapan dunia politik di negara ini benar-benar menjadikan negara dan bangsa ini menjadi baik ? Kapan pemerintah bangsa ini peduli pada bangsanya / rakyatnya ?

Kapan agama-agama yang ada di negara benar-benar mencerahkan kehidupan bangsa ini ?

Tahun 2010 akan berlalu dengan catatan hitam; bahwa negara dan bangsa Indonesia sakit sekarat, menderita diatas buminya yang kaya raya. Dan tahun 2011, apakah mampu menorehkan cacatan yang lain dari tahun 2010 dan tahun-tahun seelumnya ?

Parepare
06122010
Nades Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun