Mohon tunggu...
Nades Medan (Pong Olin)
Nades Medan (Pong Olin) Mohon Tunggu... Guru - Melihat dunia dengan genggaman teknologi

Belajar berbagi dengan sesama tanpa memandang latar belakang. Pernah menjadi wartawan harian lokal, tapi karena tidak bisa seide dengan pemred yang otoriter, aku keluar dan kembali menekuni profesi sebagai pendidik, kembali mengabdikan ilmu pengetahuan sesuai latar belakang pendidikan profesi yang aku dapat selama delapan semester di bangku kuliah. Aku ayah dua orang putri dan suami dari seorang perempuan berdarah Manado dan Toraja, Jean seorang perempuan tangguh yang 50% Toraja dan 50% Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mbah Marijan sayang, Marzuki Ali......hmmmm

29 Oktober 2010   01:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam pekan ini, siapa tak kenal Mbah Marijan ?

Selain debu, jatuhnya korban dan pengungsian, wafatnya Mbah Marijan, laki-laki tua si juru kunci Merapi. Kematian Mbah Marijan menarik simpati ribuan orang dari berbagai kalangan yang datang langsung ke lokasi pemakamannya, bahkan jutaan rakyat yang bersimpati di berbagai penjuru nusantara menyaksikan prosesi pemakaman melalui berita.

Gunung Merapi dan Mbah Marijan akan selalu menjadi berita. Ke depan ketika ada pemberitaan tentang gunung Merapi yang bergejolak orang pasti akan mengikut pula berita tentang Mbah Marijan. Mbah Marijan dan gunung Merapi seolah telah menyatu.

Lain Mbah Marijan, lain Marzuki Ali,

Marijan dan Marzuki sama-sama berjenis kelamin laki-laki, keduanya pasti sudah disunat.

Tapi Marzuki Ali katanya pejabat negara, katanya dia wakil rakyat. Tapi heran, kemarin pernyataannya mengundang hujatan ke senayan, ke partai bentukan SBY dan ke dirinya sebagai ketua perhimpunan orang yang senang mengatas namakan rakyat, kecuali saya yang tak merasa punya wakil di senayan, sebab saya tak memilih dalam 2 pemilihan terakhir.

Bencana tzunami Mentawai dan Marzuki Ali ikut menjadi berita di nusantara sejak kemarin, hari ini dan sampai 2014, bahkan mungkin lebih lagi dari itu. Mengapa, karena bencana gempa tak dapat dihindari, dan ketika terjadi gempa bumi di pulau-pulau kecil di Indonesia dalam tahun-tahun mendatang, pernyataan Marzuki yang mempersalahkan warga negara yang berdomisili di pulau-pulau terluar, Marzuki Ali juga terhujat lagi.

Pernyataan Marzuki Ali kemarin sangat melecehkan, menghinakan dan tak pantas di tengah kondisi bangsa yang berduka.

Marzukiiiiiii........................, marzukiiiiiiiiiii.........................., terlalu kau......................

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun