Mohon tunggu...
Anggiat Simatupang
Anggiat Simatupang Mohon Tunggu... profesional -

Sederhana, namun mencoba bahagia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Admin PN, Reinkarnasi Mimpi.....

30 Juli 2011   06:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:15 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam permainan catur, dua kemungkinan yang bisa terjadi pada sebuah prajurit adalah 'mati' atau 'reinkarnasi'. Kendati, mati adalah sebuah syarat mutlak bagi reinkarnasi. Kang PN adalah prajurit itu, yang berangkat dari dapur Kompasiana melangkah pada tahap reinkarnasi. Saya tidak tahu pasti sebagai apa. Ia bisa menjadi kuda, benteng, bahkan perdana menteri. Keputusan mutlak ada ada di tangan pemainnya.

Motivasi bergabung di Kompasiana, agar 'diary' saya bisa dibaca oleh para kompasioner lainnya, termasuk Kang PN selaku admin. Ia, orang yang direkomendasikan oleh seorang teman sebagai tempat saya belajar. Ya, belajar. 'Long life education'. Harapannya, tentu agar bisa lebih baik lagi.

Hari ini, saya membaca lengsernya Kang PN dari Kompasiana. Sedih? Pasti. Kecewa? Ya, ada sedikit. Senang? Tentu, karena ini adalah keputusan Kang PN, yang harus saya hargai. Soal harga-menghargai, meski baru bergabung sekitar seminggu lebih, saya harus mengakui, telah belajar banyak soal ini, khususnya dalam hal perbedaan pendapat, baik melalui tulisan atau tanggapan.

Secara sosok pribadi saya tidak mengenal Kang PN. Tentu, Kang PN pun demikian, tidak mengenal saya. Kendati begitu, saya mengenal Kang PN selaku admin, melalui banyak tulisan dan pendapat, yang saya baca dan simak, baik dari maupun tentangnya. Bahkan, saya mendengar penuturan seorang teman, yang pernah bertemu langsung dengannya.

Tulisan dan tanggapan di Kompasiana betul-betul beragam dan kaya. Itu semua terjadi melalui para keragaman kompasianer, yang mengelolah lapaknya masing-masing. Lewat semua ini, saya mau belajar banyak dan berusaha untuk mencoba menerapkan beberapa hal di dalamnya, baik dari segi ilmu maupun pengetahuan praktis, yang sekali lagi, sangat beragam. Terima kasih kepada para kompasianer.

Sepaham dengan pendapat kompasianer lain, saya pun setuju bahwa regenerasi itu perlu. Namun, sejauh mana hal itu sudah dipersiapkan? Inilah hal yang ingin saya sampaikan sekaligus ketahui. Betul, tak ada gading yang tak retak. Tak ada seorang manusia pun luput dari sebuah kesalahan.

Kilas balik Kompasiana sekilas sudah dipaparkan oleh Kang PN. Hal itu sekaligus menjadi informasi penting bagi saya. Tapi, tanpa bermaksud meragukan kemampuan admin lainnya, saya menggunakan momen ini untuk bertanya, akan bagaimana ke depan admin Kompasiana merespon berbagai pertanyaan, kritikan, saran, dan lain-lain dari para kompasianer?

Saya salut akan kisah dari beragam mimpi Kang PN, yang menjadi kenyataan. Saya juga tidak berhak menahan Kang PN untuk tetap berada di Kompasiana, agar bisa bersama-sama mewujudkan mimpi lain itu. Namun, saya juga sependapat, bahwa para kompasianer juga berandil besar bagi semua ini. Pendapat saya, para kompasianer harus lebih diperhatikan.

Lewat membaca berbagai tulisan dan pendapat di media ini, saya juga bisa merasakan, bahwa ada banyak aura ketidakpuasan dari para kompasianer terhadap admin. Setuju, kita tidak bisa memuaskan hati setiap orang, namun setidaknya admin bisa menjawab ketidakpuasan itu, agar kompasianer yang mengalami 'kejadian naas' itu mendapat jawaban. Tidak sebaliknya, kompasianer, yang karena ketidakpuasaannya terhadap keputusan admin, akhirnya memilih keluar dari Kompasiana. Sedih juga membaca hal tersebut, meski saya bisa menghargai keputusan setiap orang.

Selamat bekerja di tempat baru, Kang Pepih. Terima kasih atas segala usaha, sehingga Kompasiana menjadi media, yang berguna bagi saya dan yang lainnya.

Marhaban, ya Ramadhan..
Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi kompasianer, yang menjalankannya.
Makassar, 30 Juli 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun