Nadia Putri Anggraini, Mahasiswi Psikologi FPK UIN Walisongo, Anggota KKN RDR 77 Kelompok 112
nadiaputrianggraini2407@gmail.com
Corona virus 2 kata yang memang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, memang sangat terkenal virus yang satu ini bahkan seluruh dunia sudah mengenal virus ini. Ketika seseorang memiliki tanda-tanda terinfeksi virus corona, tidak sedikit orang yang tidak mau mengakui hal tersebut.Â
Hal ini disebut sikap insecure. Sifat dimana seseorang merasa dirinya kurang percaya diri dihadapan orang lain dan bahkan menampakkan topeng agar dirinya diterima oleh orang lain tanpa merasa dikucilkan.Â
Perilaku seperti tidak mau mengakui dan tidak menjalankan prosedur yang ada merupakan contoh sikap insecure. Padahal seharusnya hal itu tidak diperbolehkan dikarenakan dapat membahayakan seluruh manusia. Labelling  dari orang lain yang membuat seseorang merasa insecure dan tidak mampu berkata jujur.
Manusia sudah dibekali dengan pikiran dan akal yang sangat luar biasa. Pikiran dan akal tersebut akan terus berkembang sesuai dengan bertambahnya usia manusia. Namun bukan hanya faktor bertambahnya usia yang membuat pikiran dan akal kita semakin berkembang, akan tetapi faktor lingkungan juga mempengaruhi hal tersebut.Â
Pikiran mengenai sikap insecure sendiri salah satu contoh berkembangnya pikiran dan akal manusia akibat dari faktor lingkungan itu sendiri. Dikarenakan seseorang merasa malu untuk mengakui bahwa dia terinfeksi virus maka dia akan berpikir untuk menutupinya dan tidak mau mengakui hal tersebut.Â
Drever mengemukakan bahwa berpikir kritis berada dalam persoalan atau problem yang dihadapi secara individu. Jadi ketika seseorang memiliki pikiran untuk menutupi kelemahannya dikarenakan pikiran mengenai dia akan dikucilkan di lingkungan masyarakat maka munculah pikiran tentang menutupi hal tersebut.Â
Sedangkan Floyd L. Ruch dalam bukunya Psycology and life mengemukakan bahwa berpikir merupakan simbol-simbol sehingga dapat dikatakan sesuatu yang dapat mewakili segala di lingkungan luar maupun yang ada di dalam diri kita sendiri, dalam alam pikiran kita. Kata-kata adalah simbol.Yang dimaksud dari simbol-simblo ini adalah mengenai sikap tidak percaya diri yang biasa disebut dengan sikap insecure.Â
Hal yang perlu dilakakukan adalah dengan menanamkan pola pikir atau persepsi mengenai "buruknya terinfeksi virus corona" menjadi "tidak apa-apa berterus terang asal tidak menularkan penyakit banyak orang". dan untuk orang-orang disekitarnya jangan langsung melabelling seseorang ketika memiliki tanda-tanda terinfeksi virus corona. Jadi koordinasi antara diri sendiri dan orang lain sangat penting dilakukan.
Kebiasaan baru (New Normal) memiliki definisi yang berbeda menyesuaikan sudut pandang dari beberapa kepentingan dan institusi. Secara umum new normal merupakan sebuah cara atau tatanan baru dalam menjalani kehidupan dan aktivitas sehari-hari.Â
Menurut pakar kesehatan dan dilihat dari perspektif kesehatan, agar suatu daerah atau negara dapat mengimplementasikan new normal harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain daerah terseut sudah terbukti mengalami perlambatan kasus persebarab virus, sudah dilakukannyya PSBB secara maksimal, kondisi masyarakat yang siap dan mampu memenuhi kebutuhan daya tahan tubuh serta tersedianya infrastruktur yang memadai untuk mendukung aktivitas sehari-hari.Â