Mohon tunggu...
Nada Yolanda
Nada Yolanda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resume PRA PKMJ FISIKA 2015

7 November 2015   20:41 Diperbarui: 7 November 2015   21:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin yang berkarakter bukan hanya dibentuk dari dirinya sendiri, seorang pemimpin tidak bisa mengandalkan kemampuan yang dimilikinya saja dalam mencapai tujuannya tapi dengan kerjasama dan kerja keras bersama anggotanya. Untuk itu membentuk sosok pemimpin juga dilakukan dengan berbagai pelatihan, pembinaan yang dilakukan oleh seseorang yang lebih berpengalaman. Sebelum mengikuti sebuah pelatihan kepemimpinan seseorang pasti diberi bekal untuk selanjutnya dikembangkan dan dipahami dari cara pandang yang berbeda karena sudut pandang setiap orang luas dan tidak sama.

Seorang pemimpin tidak hanya tau apa saja kewajiban dan haknya, bagaimana tugas, tujuan dan tanggungjawabnya serta semua mekanisme dalam kepemimpinannya tapi mereka juga harus tau bagaimana seorang pemimpin itu dipilih, salah satu caranya yaitu dengan pemilu. Sebagai Negara demokrasi semua orang mempunyai hak berpendapat dan menyumbangkan suaranya, selain pemilu kita bisa melakukan musyawarah dan aklamasi. Dalam lingkup lebih sederhana pemilu dilakukan oleh lingkungan universitas untuk memilih seorang pemimpin dari mahasiswanya yang diharapkan mampu mewakili mahasiswa lain serta mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama.

Selain itu pemilu juga digunakan sebagai bagian pendidikan politik. Dari proses seleksi, pembentukan KPU, pencalonan, pemilihan dan penetapan tidak terlepas dari kendala yang pasti terjadi seperti pelanggaran saat masa tenang, kurangnya dana saat pemilu,kurang banyak pemilih yang sadar serta kurangnya calon yang memenuhi persyaratan.

Selain mengetahui mekanisme pemilihannya, seorang pemimpin harus mengetahui apa yang dia lakukan saat menjabat nanti. Sebuah organisasi identik dengan kegiatan, acara, dan semua yang mebutuhkan perizinan, untuk itu seorang pemimpin harus tau bagaimana proposal yang baik dan benar, mengerti cara menyusunnya dan membuat rancangan kerja, lembar kerja.

Selain itu yang tidak kalah penting adalah surat menyurat seperti surat perizinan dan lainnya. Dalam menyelenggarakan sebuah acara dibutuhkan rancangan yang matang dan setelah acara selesai pasti ada beberapa yang tidak sesuai dengan harapan kita, terlepas dari kurang baiknya koordinasi sesama anggota atau kurang maksimalnya kinerja masing-masing anggota. Lalu dilakukan evaluasi untuk menilai sukses dan tidaknya acara, dan kinerja panitia tersebut.

Saat keputusan telah dibuat dilakukan sidang untuk menetapkannya, dari hasil penilaian apakah acara dan semua kegiatan selama kepemimpinan seorang pemimpin berhasil atau tidak, dari hasil keputusan tersebut yang bersangkutan bisa mengajukan penyanggahan, klarifikasi atau memberi informasi kepada pimpinan sidang. Dan saat semua telah ditetapkan dan palu sudah dijatuhkan maka itu sudah tidak bisa dirubah. Jadi pemimpin harus siap menerima berbagai kritik, penilaian dan tetap menerima semua yang sesuai dangan apa yang telah dilakukan.

Saat menjadi pemimpin yang bisa mengendalikan keadaan, menguasai kondisi dengan baik maka dia pasti bisa menjadi manager yang baik untuk dirinya dan orang lain. Menjadi seorang pemimpin berbeda dengan menduduki jabatan sebagai seorang pimpinan suatu perusahaan, pemimpin yang berkarakter karus punya pemikiran yang berbeda dari yang lain, mereka harus keluar dari pemikiran sederhana yang umum dan berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda. Untuk itu pemimpin selalu ada didepan anggotanya dan melihat tujuan didepannya bukan melihat tujuan dari atas kedudukannya. Seseorang yang dapat memanagement diri dan orang lain tak harus terlihat didepan tapi menjadi yang terdepan saat menghadapi suatu masalah. Tentunya pemimpin tidak sendiri, butuh sikap menghargai sesama anggota kelompoknya, dan menganggapnya menjadi saudara untuk mencapai tujuan bersama.

Bila dilukiskan sebagai sebuah pohon besar, seseorang harus siap jadi akar yang berperan tapi tak terlihat. Sebuah batang yang mampu menopang beban, daun yang melindungi dan memberi nutrisi, atau menjadi buah yang dipuji , dinikmati tapi harus berpisah dan mati. Begitulah pemimpin dia harus siap dengan semua yang akan dihadapinya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun