Setelah membaca berita di koran, seorang guru Zon di Tawangmangu berusaha menerjemahkan kata-kata pujian yang disampaikan pak Amin kepada mas Probo dalam sebuah rapat di Solo. Setelah tiga hari merenung, ia pun mendapat pencerahan. Hasil permenungannya kemudian ia jelaskan kepada murid-muridnya.
Guru Zon: Siapa yang lebih cerdik dalam politik, mas Probo atau pak Amin?
Muridsnya: pak Amiiiiin!
Guru Zon: Siapa yang lebih tampan dalam politik, pak Amin atau mas Probo?
Muridsnya: mas Proboooo!
Guru Zon: Baik, ... apa sintesa cerdik dan tampan dalam politik?
Muridsnya: Proamiiin!!
Guru Zon: Â maksudnya...?
Muridsnya: pilih mas Jokoooo!
Guru Zon: Mengapa bisa begitu?
Muridsnya: Karena pak Amin berhadapan dengan mas Probo.