Mohon tunggu...
Nada Syiva Salsabila
Nada Syiva Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sumatera Utara

Saya memiliki hobi melukis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Jiwa Relawan Sejak Dini, Keterlibatan Mahasiswa dalam Kegiatan PMI

24 September 2024   09:15 Diperbarui: 24 September 2024   09:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membangun Jiwa Relawan Sejak Dini: Keterlibatan Mahasiswa dalam Kegiatan PMI

Membangun semangat relawan sejak usia muda merupakan upaya fundamental dalam menanamkan nilai kepedulian sosial dan tanggung jawab terhadap masyarakat di kalangan generasi muda. Dalam hal ini, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) menjadi salah satu wadah yang sangat efektif. Mahasiswa, sebagai agen perubahan sosial, memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara nyata dan memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang diselenggarakan oleh PMI.

Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) bukan sekadar aksi sosial semata, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun generasi emas bangsa. Melalui kegiatan relawan, mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, tetapi juga memperkaya diri dengan pengalaman berharga yang akan membentuk karakter dan kepribadian mereka.

Pertama, keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi PMI tidak hanya mendukung pengembangan karakter empati, tetapi juga memperkuat rasa kepedulian mereka terhadap sesama. Dalam berbagai kegiatan seperti donor darah, penanganan bencana, hingga pelatihan pertolongan pertama, mahasiswa tidak hanya memahami pentingnya membantu orang lain secara teori, tetapi juga merasakan langsung dampak dari tindakan kemanusiaan yang mereka lakukan. Pengalaman langsung semacam ini sangat penting karena pada masa muda, momen tersebut bisa mempengaruhi pembentukan pola pikir yang lebih sosial, peduli, dan memiliki tanggung jawab terhadap komunitas yang lebih luas.

Selain itu, PMI juga berperan sebagai platform yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan praktis yang sangat berguna baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karier mereka di masa mendatang. Mahasiswa yang terlibat dalam PMI dapat belajar tentang cara mengelola situasi krisis, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja dalam tim. Keterampilan ini tentunya tidak hanya bermanfaat dalam aktivitas relawan, tetapi juga sangat relevan di dunia kerja. Sebagai contoh, kemampuan merespon situasi darurat atau bencana yang dipelajari mahasiswa dapat membuat mereka lebih tangguh, fleksibel, dan siap menghadapi berbagai tantangan di kehidupan profesional dan pribadi mereka.

Dalam lingkungan organisasi PMI, relawan diartikan sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan kepalangmerahan, baik secara tetap maupun tidak tetap, sesuai dengan prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan di bawah naungan Palang Merah Indonesia (PMI). Organisasi ini bukan merupakan instansi pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat, tetapi berfungsi untuk membantu pemerintah dalam menjalankan program kemanusiaan. 

Sebagai contoh, relawan PMI di Surabaya turut mendukung dan melaksanakan program-program yang telah direncanakan oleh staf pendidikan dan pelatihan (berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota PMI). Relawan sendiri didefinisikan sebagai individu yang dengan sukarela membantu tanpa mengharapkan imbalan. Mereka seharusnya menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih, semata-mata demi keberhasilan dan kesejahteraan orang-orang yang mereka bantu.

Namun demikian, membangun jiwa relawan di kalangan mahasiswa tidak selalu mudah. Salah satu tantangan yang sering muncul adalah kurangnya kesadaran di antara sebagian mahasiswa mengenai pentingnya kegiatan kemanusiaan. Dengan tekanan akademis dan kesibukan perkuliahan, banyak mahasiswa yang lebih berfokus pada pencapaian pribadi, seperti prestasi akademik dan perencanaan karier masa depan, sehingga lupa akan pentingnya kontribusi sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya sistematis dari pihak kampus dan lembaga terkait untuk mendorong keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan relawan, misalnya dengan mengintegrasikan program pengabdian masyarakat ke dalam kurikulum sebagai bagian dari pendidikan karakter.

kesimpulan,Membangun jiwa relawan sejak dini merupakan investasi yang sangat berharga bagi masa depan bangsa. Melalui keterlibatan dalam kegiatan PMI, mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, tetapi juga mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang tangguh dan berintegritas. keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Palang Merah Indonesia adalah langkah yang strategis untuk membangun semangat relawan sejak dini. 

Melalui kesempatan untuk langsung terjun dalam aksi kemanusiaan, mahasiswa akan semakin menyadari betapa pentingnya mengambil peran aktif dalam membantu masyarakat. Keterlibatan dalam PMI tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar tentang nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga untuk mengembangkan karakter yang lebih empatik, tangguh, serta memiliki kepedulian yang lebih mendalam terhadap lingkungan sosial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun