Mohon tunggu...
Nada Sihombing
Nada Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

No crown without cross

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayahku Terumbu Karangku

12 November 2022   16:25 Diperbarui: 12 November 2022   16:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Nada Sihombing

Saat pertama kukecap manisnya dunia
Dialah di balik semua itu
Dia tidak percaya akan takdir
Ia membuat mungkin sesuatu yang tak mungkin
Dialah ayahku
Ayah terhebat sejagat raya

Bagai karang yang selalu menjaga debu pasir
Tetap tenang dalam tamparan ombak pantai
Dialah terumbu karangku
Gudang alami bagi sejuta insan
Di dalamnya aku merasa teduh
Saat badai laut menghantam jiwaku

Dia selalu tersenyum
Meski bahasa tubuhnya teramat letih
Ia tidak peduli dengan legam di dahinya
Setiap hari ia menyiangi kabut pagi
Menempuh kerasnya kehidupan
Ia tak risau dengan busur terbalik di bahunya
Meski peluh membanjiri tanah
Untuk memperjuangkanku

Ayahku........
I never tell you enough how important you are

Kini saat ragaku jauh darinya
Dahaga rindu pun menghantam batinku
Sesak sebuana membuatku tak berdaya
Kesepian menghujam sukmaku

Kukira aku bisa sekuat dirinya
Saat dunia menghantam kalbuku
Saat ku jatuh dan tak berarti apa-apa
Akupun patah

Aku ingin berlari, berlindung pada terumbu karangku
Sebab dia mengerti setiap butiran air mataku
Menyadarkanku akan arti kehidupan

Dialah lelaki pertama yang mengecupku penuh cinta
Dialah alasanku berada di titik ini
Sungguh,
Aku tidak butuh ornamen indah
Hanya ingin dia tetap bahagia
Di tengah dera perjuangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun