Mohon tunggu...
Nada Sihombing
Nada Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

No crown without cross

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersandung

3 Mei 2022   13:46 Diperbarui: 3 Mei 2022   13:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katakan padaku apa yang tak pernah kukatakan

Teteskan hujan yang tak pernah kau tumpahkan

Biarkan angin memberiku elusan lembut yang tak lagi ku rasakan

 

Malam

Bangunkan aku dari mimpi

Tentang aku dan dirinya

Yang ternyata hanyalah kepahitan dan lelah

 

Mengapa pernikahan bodoh harus bersumpah

Ada janji untuk cinta yang teguh

Setia selamanya

Hingga kerikil di pantai berdebu

Mawar di taman jadi biru

 

Kebahagiaan itu sempat berlabuh

Pada pencairan salju pertama

Berjalan dalam lingkaran emas

 

Namun, debur ombak memecah air tenang

Menyibak relung hati

Memberi setitik darah

Oleh dia

yang menjadi sungai antara dua pantai

 

Sungguh janji itu kini mati

 

Pada siapakah raungan ini kuhaturkan?

Catatan usang di ujung hati

Menangisi kisah pedih 

Pada saat dulu melawan restu

Terlanjur berhianat

Demi dia yang hanya singgah sekejap

di episode hidup kini

Pada siapa aku berteriak?

Kemanakah alamat rindu ini?

Ibu, aku ingin pulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun