Di era saat ini, junk food atau makanan cepat saji telah berkembang pesat, seiring dengan berkembangnya teknologi canggih semakin banyak toko, restoran, swalayan bahkan pasar online menjual berbagai macam makanan instan. Junk food merupakan makanan yang diolah dengan teknologi canggih, dan lebih banyak menggunakan bahan pangan yang kurang baik bagi kesehatan tubuh kita, karena terdapat penambahan pengawet lalu dikemas dalam kotak, kaleng dan plastik.Â
konsumsi junk food secara intens dan berlebihan cenderung berdampak buruk bagi kesehatan untuk semua usia. Terlebih pada usia anak dengan intensitas makan junk food berlebihan akan memberikan dampak buruk yang dapat terjadi. Lalu apa saja dampak buruk mengonsumsi junk food untuk kesehatan anak? Berikut dampak buruk yang sering dikaitkan dengan mengonsumsi junk food pada anak, diantaranya:
1. SembelitÂ
Makanan cepat saji banyak mengandung lemak dan gula, hal ini dapat menyebabkan anak menjadi malas makan makanan sehat yang mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah-buahan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sembelit.
2. StuntingÂ
Junk food bisa menyebabkan anak kekurangan protein, kalsium, zat besi, vitamin A, dan seng. Menurut studi dari journal of  Nutrition di Nepal, anak yang mengonsumsi junk food cenderung memiliki tubuh lebih pendek dan mengalami indikasi stunting, dibandingkan anak yang lebih sedikit mengonsumsi junk food.
3. Obesitas
Tingginya kadar gula dan garam pada junk food berisiko menyebabkan kenaikan berat badan di atas normal. Kandungan lemak tak jenuh yang terkandung pada makanan tersebut juga membuat tumpukan lemak di tubuh dan meningkatkan ancaman obesitas.
4. Penurunan prestasi akademik
Menurut studi makan junk food 4-6 kali seminggu menyebabkan kemampuan matematika dan membaca lebih rendah. Kondisi ini dikarenakan sang anak kurang mendapatkan asupan nutrisi, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan otak.
5. Merusak gigi