cari kerja biar bisa kasih hasil buat mereka. Tapi, pas buka lowongan pada platform tertentu, tiba-tiba kamu dapet tawaran yang menggiurkan---kerja sebagai pialang saham dengan penghasilan "fantastis". Eits, hati-hati dulu, jangan buru-buru tergiur!
Ternyata, banyak lowongan kerja pialang yang ujung-ujungnya penipuan. Jadi, bukannya dapat pekerjaan yang halal dan bisa bantu keluarga, kamu malah terjebak dalam skema penipuan yang merugikan.
Kenapa Lowongan Pialang Itu Perlu Diwaspadai?
Loker pialang yang sering kita lihat di internet kadang terlalu bagus buat jadi kenyataan. Mereka janjiin gaji besar tanpa pengalaman, cuma modal duduk depan komputer. Padahal, banyak kasus penipuan berkedok pialang saham, di mana kamu malah diminta nyetor uang atau jadi bagian dari bisnis ilegal. Nggak jarang, yang masuk ke situ akhirnya malah terlibat hal-hal yang nggak baik dan susah keluar.
Tanda-Tanda Loker Pialang Penipuan
1. Gaji yang Nggak Masuk Akal: Tawaran gaji besar tanpa syarat jelas biasanya mencurigakan.
2. Minta Biaya Pendaftaran: Kalau kamu diminta bayar dulu buat "training" atau "keperluan administratif", ini udah tanda merah!
3. Informasi Nggak Jelas: Kalau perusahaan susah di-trace atau websitenya terkesan abal-abal, jangan ragu buat cabut.
Solusi: Cara Aman Cari Kerja
1. Cek Legalitas Perusahaan: Pastikan perusahaan yang menawarkan loker itu terdaftar di instansi resmi.
2. Gunakan Platform Kredibel: Lihat loker dari situs atau aplikasi terpercaya yang punya reputasi baik.
3. Jangan Takut Bertanya: Kalau ada yang janggal, tanya orang yang lebih paham atau cek review perusahaan tersebut di internet.
Niat baik bantu orangtua itu harusnya dibarengi dengan langkah cerdas. Jangan sampai terjebak lowongan pialang bodong yang cuma bikin kamu rugi. Yuk, lebih teliti dan waspada, biar kerja yang kita dapat benar-benar bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI