Pasalnya Timothy mengatakan bahwa dirinya mau mengubah sistem pendidikan Indonesia karena itu semua adalah scam alias penipuan. Namun tidak sedikit yang pro dan ada juga yang kontra. Lantas bagaimana pendapat dari para ahli pendidikan? Simak yuk!
Baik sebelumnya, Timothy ini merupakan mantan mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara atau dikenal dengan Universitas Binus. Mantan mahasiswa disini bukan maksudnya alumni, tetapi Timothy ini sudah drop out alias DO di tengah perjalanannya selama kuliah.
Entah tidak ada yang tahu mengapa alasannya ia memilih drop out. Namun unggahan video tersebut sontak dilihat dan direspon oleh pakar pendidikan. Menurut wakil rektor UPI bernama Prof. Dr. Didi Sukyadi mengatakan bahwa orang yang sukses tanpa pendidikan formal tidak bisa disamaratakan kepada semua orang. Tidak berarti sekolah dan universitas harus tutup ketika ada satu atau dua orang yang sukses.Â
Melansir dari Kompas.com, Didi Sukyadi mengatakan juga bahwa pendidikan formal bukan hanya mewarisi ilmu pengetahuan namun juga values atau nilai-nilai dan kebangsaan yang tidak bisa diajarkan oleh teknologi semacam google atau AI. Meskipun banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan di Indonesia memang belum sempurna tapi bukan berarti sekolah tidak lagi penting dan harus ditutup.
Sementara itu, pengamat pendidikan bernama Ina Liem menjawab pernyataan dari video tersebut, ia mengatakan bahwa pemilik video tersebut kemungkinan pernah mendapat hal negatif yang tidak menyenangkan di universitas.Â
Wajar-wajar saja bila merasa kecewa terkait pendidikan di Indonesia yang belum sempurna saat ini, namun ungkapan tersebut tidak bisa digeneralisasi terhadap pendidikan di seluruh sekolah.Â
Namun Ina Liem juga menyatakan bahwa Bill Gates tidak bisa menjadi role mode alias kurang tepat dijadikan sebagai contoh dari orang yang sukses meskipun keluar dari kuliahnya. Hal ini dikarenakan pembuat Microsoft ini memiliki kemampuan komputer yang cukup bagus atau ia mampu bekerja keras tanpa ijazah.
Ina Liem juga membagikan penjelasan terkait seperti apa sistem pendidikan ideal yang harusnya diterapkan untuk para siswa? Menurutnya terdapat 6 level berpikir pendidikan yang mana masuk kedalam dua kategori, yaitu kategori berpikir tingkat rendah, dan kategori tingkat berpikir tinggi.Â
Adapun berpikir tingkat rendah meliputi: knowledge atau hafalan, pemahaman dan aplikasi atau penerapan. Sementara untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti analisa, evaluasi serta menciptakan(barang/produk).Â
Ina mengatakan bahwa umumnya saat ini, para pelajar cenderung berada di tingkat berpikir rendah yaitu hanya pada hafalan, pemahaman dan pengaplikasian. Maka disini sekolah beserta jajaran memiliki tantangan sekaligus tugas baru agar meningkatkan level berpikir siswa menjadi lebih tinggi, seperti minimal menganalisa dan mengevaluasi agar menciptakan kemampuan berpikir kritis dan tajam.