Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Memaafkan Orang Lain Hanya di Mulut Saja Namun Hati Masih Belum Bisa Memaafkan? Bahaya Ini Kata Buya Yahya!

30 April 2023   11:04 Diperbarui: 30 April 2023   11:13 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang-orang sedang minta maaf dan memaafkan | Unsplash: Windi Setyawan


Kehidupan memang tak selalu berjalan dengan mulus seperti jalan tol, tentu saja pasti ada momen yang tidak mengenakan atau menyenangkan. Hal itu wajar, karena kita masih hidup di dunia. Begitulah dunia, pasti tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Misalnya ketika kamu bertemu dengan orang-orang yang membuatmu sedih, kecewa, marah dan perasaan negatif lainnya. Maka sekali lagi, hal itu wajar-wajar saja sebagai manusia.

Namun jika orang tersebut yang berbuat salah padamu, tiba-tiba ingin meminta maaf dengan tulus. Mungkin tanpa sadar kita hanya bisa memaafkannya melalui bibir saja, akan tetapi tidak bagi hati kita. Memang sangat sulit ketika memaafkan orang lain apalagi orang tersebut membuat hati kita sakit dan trauma, pasti akan lebih sulit untuk memaafkan. Hal ini dikarenakan juga, memori-memori yang buruk terpintas di benak kamu sehingga hati kamu masih belum sembuh dan susah untuk memaafkan.


Lalu bagaimana cara memaafkan orang lain dengan tulus?

Foto Buya Yahya sedang mengisi ceramah di sebuah kajian | Instagram: @buyayahya_albahjah
Foto Buya Yahya sedang mengisi ceramah di sebuah kajian | Instagram: @buyayahya_albahjah

Jawabannya adalah dari diri sendiri, kita diberikan pilihan. Apakah menolak memaafkan orang lain atau berniat memaafkan orang lain dengan tulus? Sebab jika bukan dari diri sendiri, orang-orang tidak bisa memutuskan karena itu semua merupakan tanggung jawab sendiri.

Melansir dari tribun news, Seperti yang dijelaskan oleh Buya Yahya dalam suatu kajian, seorang jama'ah memberikan pertanyaan kepada Buya Yahya terkait persoalan 'Memaafkan hanya di mulut saja, namun hati masih belum dan sangat membencinya. Apakah sudah termasuk memaafkan dengan ikhlas?'


Kemudian di jawab oleh Buya Yahya dengan jelas dan cermat, intinya beliau mengatakan bahwa:

'Memang tak mudah untuk menghilangkan kebencian di dalam hati. Namanya perasaan benci, tak akan begitu saja langsung hilang. Namun kita diberikan kesempatan sama Allah SWT, ketika hati kita merasa benci, diberikan kesempatan untuk memerangi kebencian tersebut. Jika belum hilang mintalah atau berdoa kepada Allah untuk menghilangkannya. Yang kedua yaitu kebencian tersebut tak boleh keluar dari pekerjaan dzahir, maksudnya jangan sampai kamu menampakan atau memperlihatkan kebencian melalui mimik wajah dan gestur tubuh, justru kamu harus lawan kebencian yang ada di hatimu.

Dengan begitu kamu akan mendapat pahala jihad. Bahkan pangkat kamu tinggi dengan cara seperti itu. Jadi kalau ada perasaan benci di hati, maka jangan dibiarkan! Tapi lawanlah sehingga perasaan itu hilang dan kamu bisa memaafkan orang yang menyakitimu. Sebab kelebihan manusia adalah diberikan Allah hawa nafsu sekaligus diberikan kekuatan untuk melawannya.

Jangan ngaku sudah bersih hatinya namun masih terbayang sakitnya dan langsung kebawa, bahkan kalau benar sudah bersih hatinya, berarti mudah memaafkan. Namun sebaliknya jika masih belum bisa, dan berusaha untuk membersihkan hatinya, maka ia tidak akan menampakkan dzahirnya atau mimik wajah dan sikapnya tidak diperlihatkan, itulah yang paling penting dan utama."jawab Buya Yahya.

Maka dapat disimpulkan dari jawaban Buya Yahya adalah, jika memang ada perasaan benci dan sulit memaafkan orang lain maka lawanlah! Allah memberikan kelebihan kepada kita hawa nafsu disertai kekuatan dalam melawan dan memperjuangkannya sehingga kita diberi pahala jihad karena telah memerangi rasa benci tersebut hingga kita dapat memaafkan orang lain. Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun