Mohon tunggu...
Nada Nadhifah
Nada Nadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Content Writer

Jangan diliat aja, ayo saling follow dan saling membantu!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konvergensi sebagai Cara Utama Radio agar Tetap Eksis di Era New Media Saat Ini

20 Januari 2023   15:42 Diperbarui: 20 Januari 2023   15:51 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi radio sebagai media konvensional | pexels: nothing ahead

Dewasa ini, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat sekali bahkan telah memengaruhi dunia penyiaran di Indonesia. Hal ini tentu saja membuat media penyiaran yang memiliki fungsi sebagai media hiburan dan informasi merasa keberadaannya terancam sekaligus menjadi tantangan tersendiri di era teknologi digital saat ini, karena masyarakat sekarang lebih memilih mengakses internet daripada radio. 

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa radio saat ini jarang diminati daripada media digital seperti Podcast, Joox, Spotify, YouTube dan sebagainya. Namun bukan berarti radio akan tergerus dan ditelan zaman seperti pandangan orang-orang mengenai radio, kenyataannya radio masih bisa bertahan bahkan tetap eksis hingga saat ini. Maka dari itu, media penyiaran harus merespon perubahan teknologi jika ingin tetap bertahan di tengah masyarakat terutama pada era new media ini. Salah satu cara yang paling utama untuk tetap bertahan yakni konvergensi.

Apa itu konvergensi? 

Konvergensi sendiri adalah istilah yang bisa dikatakan sebagai tergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet. Fenomena inilah yang sering disebut konvergensi, lebih tepatnya konvergensi media. Mengutip dari data laporan Hootsuite : We Are Social jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 204,7 juta pengguna pada Februari 2022. Hal ini berarti masyarakat banyak menggunakan internet untuk kebutuhan sehari-hari. Adanya media digital memungkinkan media konvensional seperti radio harus berubah, yang mana terjadi peralihan sistem penyiaran dari analog menjadi sistem penyiaran digital. 

Perubahan format dari analog ke digital membuat beberapa media harus bekerja keras karena mengingat tidak semua media lama bisa memiliki kekuatan untuk mengimbangi perubahan-perubahan yang harus dihadapi di era new media ini. Salah satunya seperti faktor finansial yang cukup besar, faktor infrastruktur bahkan sumber daya manusia yang belum cukup siap sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi radio agar bisa bertahan dan tetap eksis sehingga bisa bersaing dengan media lainnya. 

Ilustrasi seseorang sedang mendengar siaran sembari mengobrol dengan temannya | pexels: budgeron bach
Ilustrasi seseorang sedang mendengar siaran sembari mengobrol dengan temannya | pexels: budgeron bach
Menurut Komisi Penyiaran Indonesia daerah Jawa Tengah, Muhammad Rofiuddin mengatakan bahwa adanya internet harus dijadikan peluang bukan ancaman oleh para pengelola radio.  Oleh karena itu, radio harus mampu beradaptasi dan bergabung dengan media baru dimana masyarakat akan menggunakan satu perangkat untuk dua kegiatan sekaligus dalam satu waktu yakni mengakses internet dan mendengarkan radio sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh pengelola radio. 

Dengan menggunakan media baru, radio jadi lebih mudah menjangkau bahkan semakin lebih dekat dengan pendengarnya serta pendengar akan lebih mudah mencari informasi tentang radio favorite mereka. radio bisa memanfaatkan media sosial seperti YouTube, Twitter, Facebook Instagram dan lainnya sebagai media interaksi dengan para pendengar selain itu radio juga bisa menggunakan media sosial sebagai sarana live streaming.

Kesimpulan dari artikel ini adalah Radio sebagai media konvensional harus bisa beradaptasi dan melakukan strategi konvergensi dengan cara bergabung dengan media digital saat ini. Meskipun tidak mudah dan banyak hambatan untuk mengubah ke siaran digital namun diharuskan agar radio bisa bertahan dan tetap eksis hingga saat ini sekaligus dapat bersaing dengan media lainnya. Maka radio harus memanfaatkan media sosial sebagai sarana meningkatkan interaksi dengan para pendengarnya untuk keperluan penyiaran. 

Selain itu, dari segi sumber daya manusianya pengelola radio dituntut harus up to date dengan informasi terbaru dan yang sedang tren saat ini, pengelola juga dituntut untuk memiliki kompetensi dan kualifikasi tinggi serta juga tentunya tidak gaptek alias gagap teknologi, harus bisa menguasai teknologi dan mampu mengoperasikan peralatan radio. Oleh karena itu, perkembangan zaman seharusnya menjadi tantangan dan peluang bagi radio bukan sebagai ancaman dalam mempertahankan eksistensinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun