Â
"NO ONE LEFT BEHIND" Seperti slogan yang sudah dikumandangkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs), sebagai seorang mahasiswa yang nantinya menjadi tombak penerus bangsa kita harus mempunyai prinsip tidak ada satupun yang tertinggal. Apakah hanya mahasiswa saja yang boleh tertinggal? Jawabannya tentu saja tidak. Manusia yang hidup di bumi harus menjadi orang yang paham akan kemajuan. Tidak ada satu manusiapun yang boleh tertinggal baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, lingkungan, hukum, dan hak asasi manusianya. Mahasiswa dalam hal ini berperan sebagai perantara kepada masyarakat untuk membawa perubahan yang sesuai dengan prinsip SDGs. Melalui SDGS, diharapkan semua manusia dapat meningkatkan taraf hidup mereka secara global sehingga dapat mengurangi permasalahan yang ada.
 Pertanyaannya apa itu SDGs? Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan global yang diharapkan dapat terealisasikan pada tahun 2030. SDGs mempunyai prioritas untuk membangun secara berkelanjutan, memperjuangkan HAM, dan memperjuangkan kesejahteraan. Sebagai penerus MDGs yang telah selesai pada tahun 2015, SDGs mempuntai 17 tujuan dan 169 target.  Hal ini membuktikan bahwa SDGs mempunyai cakupan yang luas daripada MDGs yang mempunyai 8 tujuan dan 59 target. SDGs dan MDGs mempunyai perbedaan yang menonjol dalam hal pendekatan. SDGs menggunakan pendekatan stakeholder-centered sedangkan MDGs menggunakan pendekatan top-down.
 SDGs mempunyai empat indikator yang digunaan untu mengukur keberhasilan yakni; pembangunan lingkungan, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, dan pembangunan hukum serta tata kelola. Selain indikator, SDGs mempunyai lima prinsip yang diterapkan yakni planet, people, prosperity, peace, dan partnership. Prinsip yang telah dicanangkan oleh SDGs mempunyai tujuan untuk menciptakan kesejahteraan, kemajuan, dan keadilan. Dalam keberhasilannya, SDGs harus ditunjang oleh seluruh elemen masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa berperan penting menjadi perantara untuk menciptakan sebuah inovasi kemajuan peradaban.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pada tahun 2021, tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia berjumlah 9,71%. Sedangkan hak untuk memperoleh keadilan di Indonesia masih sangat rendah. Contoh dari kemiskinan yang ada di Indonesia dapat ditemui di daerah terpencil, pesisir, dan pinggiran Ibu Kota Jakarta. Dalam hal keadilan, kita seringkali melihat bahwa hokum yang ada di Indonesia tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Selain itu, perlindungan terhadap hak asasi perempuan dan perlindungan dari pelecehan seksual masih kurang sekali. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan perubahan yang signifikan untuk mengurangi angka kemiskinan dan menaikkan angka keadilan.
Mahasiswa dapat berperan penting dalam SDGs dengan berbagai cara. Mahasiswa harus berpedoman teguh pada Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan,serta pengabdian kepada masyarakat. Selain hal tersebut, mahasiswa harus bisa menjadi agent of change bagi bangsa Indonesia. Sebagai generasi yang nantikan akan meneruskan tongkat estafet kemerdekaan, mahasiswa harus mempunya bekal yang tinggi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa untuk ikut serta membangun kesejahteraan bangsanya agar sejajar dengan bangsa maju lainnya.
 Lantas, bagaimanakah cara yang dapat dilakukan mahasiswa untuk memajukan negarannya melalui program SDGs ini? Pertama, sebagai seorang pelajar mahasiswa harus mempunyai minat baca yang tinggi. Minat baca yang tinggi merupakan langkah utama yang harus digempurkan dalam diri mahasiswa. Mengapa demikian? Seperti yang sudah kita ketahui, buku merupakan jendela ilmu, dan ilmu sendiri merupakan sebaik-baiknya peninggalan bagi manusia. Dalam kehidupan, untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan bangsa diperukan ilmu yang mumpuni. Oleh sebab itu, membaca buku merupakan cara bijak agar mahasiswa mempunyai ilmu yang tinggi. Kedua, selain ilmu etika dan sopan santun merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karakter mahasiswa yang cerdas. Jika dalam suatu universitas seluruh mahasiswanya mempunyai etika dan sopan santun yang tinggi, maka dapat dipastikan mahasiswa tersebut mampu dilepas untuk pengabdian dengan baik memajukan kehidupan masyarakat.
Apakah hanya dua cara itu saja? Tentu saja tidak, ada banyak cara lagi yang dapat kita gunakan dalam memajukan bangsa kita. Menjadi relawan masyarakat, membantu masyarakat miskin, member pendidikan kepada masyarakat miskin, mengikuti kegiatan SDGs, dan membuat inovasi baru dapat menjadi cara andil kita sebagai mahasiswa dalam program SDGs. Mahasiswa harus merakyat supaya program SDGs yang dijalankan bisa berjalan dengan lancer. Selain itu seluruh komponen masyaraat juga harus saling bekerja sama satu sama lain.
Kesimpulannya, SDGs yang direncanakan untuk kemajuan pada tahun 2030 dapat kita manfaatkan untuk memajukan negara Indonesia. Melalui mahasiswa, kita dapat membuat inovasi baru yang nantinya sangat berguna bagi bangsa Indonesia. Dengan berpegang teguh terhadap Tri Darma Perguruan Tinggi, mahasiswa harus mampu menganalisis hal yang dapat memajukan bangsa Indonesia kedepannya. Menjadi agen perubahan dan mempunyai pikiran kritis melalui kegiatan membaca merupakan salah satu jalan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Ada banyak jalan lain yang dapat dilakukan, karena kesejahteraan rakyat merupakan hal mutlak yang harus kita perjuangkan. Keadilan yang dinilai rendah harus segera kita tingkatkan, supaya Bangsa Indonesia dapa maju seperti negara lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H