Orang dengan kadar kolesterol yang abnormal, tiga kali lebih mudah mendapatkan serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar kolesterol normal.
Selama ini pengobatan masalah kolesterol yang sering dilakukan yaitu dengan pengobatan secara farmakolgis (dengan pemberian obat penurun kadar kolesterol). Penggunaan obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam waktu yang lama memiliki efek samping yang serius seperti radang lambung, iritasi dan inflamasi pada lambung, kerusakan hati, batu empedu serta kerusakan ginjal.Â
Oleh karena itu 3 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya yaitu Nada Itorul Umam (THP 2015), Anita Nurmulya Bahari (THP 2016) dan Anis Miftachurrochmah (THP 2016) dibawah bimbingan Dr. Ir. Anies Chamidah, MP. melakukan sebuah penelitian untuk membuat alternatif agen terapi pengobatan hiperkolesterol melalui ASITIROL (Alginat Terfermentasi Anti-hiperkolesterol).Â
Telah diketahui Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut terbesar, salah satunya adalah rumput laut cokelat Sargassum sp. yang dapat diekstrak menjadi produk alginat. ASITIROL merupakan produk metabolit fermentasi non digestible dari alginat menjadi bentuk oligosakaridanya. Bentuk oligosakarida dari alginat disebut AOS (Alginat Oligosakarida). AOS ini mampu menstimulasi sistem imun tubuh. AOS yang mengandung serat, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah khususnya kadar LDL pada hepatosit.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Nada, penelitian ini dilakukan secara in vivo pada tikus putih Rattus norvegicus yang dibagi menjadi 7 kelompok dengan berbagai dosis AOS yang diberikan. Penelitian ini dilakukan selama 41 hari (7 hari adaptasi, 14 hari perlakuan hiperkolesterol dan 20 hari pelakuan ASITIROL). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas produk ASITIROL terhadap dalam menurunkan profil lipid tikus hiperkolesterolemia.Â
Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari alginat tersebut, maka dilakukan penimbangan berat badan tikus serta pengukuran kadar darah tikus (LDL, HDL dan VLDL). Data yang diperoleh kemudian akan diolah lebih lanjut menggunakan data statistik.Â
Penelitian yang dilakukan ini telah mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) karena telah lolos pendanaan pada program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM PE) pendanaan 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H