Berbicara mengenai karawitan, tentu saja akan berhubungan dengan kesenian musik tradisional yang berasal dari Jawa ini. Meski sudah memasuki era globalisasi, musik tradisional ini akan tetap mendapatkan eksistensi dari para generasi muda. Sebagai generasi milenial, tentu saja tanggung jawab untuk mempertahankan suatu budaya tidak bisa dilupakan. Budaya merupakan sebuah identitas yang dimiliki Indonesia untuk dikenalkan di negara orang. Bagaimana caranya? Cukup dengan membentuk suatu kumpulan-kumpulan anak muda yang mencintai budaya kemudian mengembangkannya agar lebih eksis lagi. Siapakah orang-orangnya? Ini dia !
Ya, nama komunitasnya adalah PASKAWIJAYA, komunitas ini merupakan Komunitas Paguyuban Seni Kerawitan Atma Jaya. Komunitas ini dibentuk pada tahun 2016, tepatnya tanggal 30 Sepetember. "Kalau lupa, ingat saja tragedi G30S/PKI, tanggalnya kan sama. Jadi ingat gerakan itu, maka ingat PASKAWIJAYA" ujar Vincentius Setya Budi (21), Ketua PASKAWIJAYA, Mahasiswa Teknobiologi.
Ia juga menceritakan bahwa, awal mula terbentuknya komunitas ini bermula dari misa Dies Natalis Univeritas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) pada  tahun 2016 yang diiringi dengan musik gamelan karawitan. Namun, janggalnya adalah ketika yang memainkan musik tradisional ini adalah karyawan UAJY, bukan dari mahasiswanya. "Ya saya dan teman-teman mikir saja, mahasiswa kemana kok tidak ikut bergabung. Lalu, besoknya kami (Vincen dan teman-temannya) mengobrol untuk membentuk komunitas ini" ungkapnya.
Setelah percakapan tersebut, Â mereka spontan saling mengajak mahasiswa-mahasiswa yang menyukai musik gamelan. Dirasa cukup banyak yang antusias, ia langsung mengajukan proposal ke Kantor Kemahasiswaan Alumni dan Campus Ministry (KACM) untuk menginisiasi komunitas musik karawiatan ini.
"Untuk memulai kepengurusan ini awalnya hanya ada 4 orang, yaitu ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Karna keputusan sudah bulat juga, yasudah langsung mengurus ke KACM" lanjutnya.
Setelah menunggu konfirmasi, komunitas ini pun resmi diadakan di UAJY. Pada tahun pertama, mereka memfokuskan untuk mengambil kegiatan yang mampu menghidupkan eksistensinya. Setelah itu, pada tahun kedua mulai fokus untuk membentuk kepengerusan atau struktur organisasi. Kabar baiknya, pada tahun 2018 ini, jumlah anggota aktif PASKAWIJAYA ini sudah memasuki jumlah 40an. Bagi vincent, jumlah ini merupakan jumlah yang tak pernah disangka mereka, karena pada awal-awal yang mengikuti bisa dihitung jari. "Benar-benar tidak disangka aja, anggota aktif sudah mencapai 40an. Lalu, pembentukan struktur organisasi juga sudah semakin rapi" ungkapnya sambl tertawa.Â
Tujuan utama dibentuknya komunitas ini ialah untuk melestarikan budaya karawitan di kalangan mahasiswa, agar tidak lupa bahwa ada identitas yang harus dipertahankan. Komunitas ini juga sudah tampil sekalian promosi  di Inisisasi Universitas tahun 2017, mengikuti event-event  dan promosi di luar Universitas, dan juga melakukan kerjasama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Lilin untuk  mengiringi pementasan mereka.
Keuntungan mengikuti kegiatan ini ialah mendapatkan teman yang berasal dari segala daerah, ilmu tentang musik tradisional karawitan, keluarga baru, dan pastinya hal yang diincar oleh mahasiswa, yaitu Spama. Kategori spama yang diberikan adalah minat bakat, spama diberikan untuk seluruh anggota tanpa terkecuali. Bagi komunitas, semua anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, meskipun memiliki job desk yang berbeda-beda.
"Banyak yang akan didaptkan mengikuti komunitas ini, yaitu ilmu baru, keluarga dari seluruh daerah dengan latar belakang budaya yang berbeda, ilmu baru tentang kebudayaan jawa, dan berorganisasi dengan keluarga baru yang ikut mempertahankan identitas budaya, khususnya musik karawitan ini. kebahagian lainnya adalah mendapatkan spama minat bakat" jelasnya.
