Mohon tunggu...
Nada aisy
Nada aisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - I QOTHRUNNADA A'ISY SULTAN

SEMANGAT BISMILLAH SUKSES

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Apa itu Emosi Prososial pada Anak Usia Dini?

12 November 2022   10:30 Diperbarui: 12 November 2022   10:37 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Apa itu Emosi Prososial serta Bagaimana bisa Terjadi ?

Sudahkah bunda faham mengenai Emosi Prososial anak?  mungkin kata yang jarang sekali kita dengar dalam sehari hari, simak cerita berikut yaa...Tepat pukul 04.00 semua keluarga  saya sudah bangun dan mulai melakukan aktifitas seperti biasa termasuk dengan keponakan saya yang berusia 4 tahun lebih dan sudah menjadi kebiasaannya juga. "Nak... bisakah bantu bundansebentar membumbui masakan bunda? Ucap bunda meminta bantuan kepada anaknya, tak hanya itu saya sebagi ounty nya kerap kali meminta bantuaan olehnya.

Pada tahap ini anak usia dini memang sudah bisa membantu sesama teman sebayanya atau bahkan menolong terhadap bantuan disekitar sekiranya ia dapat membantu suatu permasalahan itu, selanjutnya  membantu atau menolong ibu merupakan sebuah perbuatan yang baik, dengan seperti ini kita dapat memberikan contoh kepada anak usia dini dalam berbuat baik serta menolong kepada orang yang membutuhkan pertolongan ataupun bantuan dari kita.

Bagaimana definisi Emosi Prososial itu?

Emosi Prososial sebagai Emosi Sadar Diri empati, simpati, dan rasa bersalah sebagai bagian dari jaringan emosi sadar diri, bukan sebagai emosi dasar (Lewis, 2002, 2008; Tangney, Stuewig, & Mashek, 2007). Sedangkan Perilaku prososial didefinisikan sebagai perilaku sukarela yang dimaksudkan untuk memberi manfaat bagi orang lain (Eisenberg, Spinrad, & Knafo-Noam, 2015). Kemudian Altruisme adalah perilaku prososial yang dimaksudkan untuk menguntungkan orang lain daripada dilakukan untuk keuntungan diri sendiri, persetujuan sosial, atau keinginan untuk membuat diri sendiri merasa lebih baik. Jadi emosi prososial yakni emosi sadar diri kita kalua kita memiliki rasa simpati, empati serta rasa bersalah. Sedangkan  perilaku prososial adalah suatu perbuatan yang ditujukan untuk memberi manfaat bagi orang lain dan menjaga kehidupan sosial yang harmonis.

Bagaimana perkembangan emosi prososial?

Pengembangan emosi prososial hoffman (2000) mengusulkan model teoritis menguraikan kemajuan perkembangan normatif dari empati. Dengan meningkatnya keterampilan kognitif dan sosial, Pada tahap pertama, Hoffman berpendapat bahwa tangisan refleksif bayi dalam menanggapi tangisan bayi lain mencerminkan empati global bayi, pendahulu dari gairah empatik.. reaksi tekanan pribadi yang berfokus pada diri sendiri muncul pada masa bayi dan menurun seiring bertambahnya usia, ketika anak-anak menjadi lebih teratur dan kurang egosentris, sedangkan empati dan simpati muncul pada masa balita awal dan meningkat seiring bertambahnya usia, karena perbaikan kognitif seperti diferensiasi diri sendiri.

 Kadang-kadang selama tahun kedua kehidupan, ketika bayi mulai mengembangkan kesadaran diri, balita memasuki fase yang dikenal sebagai empati quasi-egosentris. Periode ini mencerminkan berkurangnya reaksi self-distress yang mendukung perhatian empatik balita terhadap orang lain. Meskipun balita dalam tahap ini mungkin mencoba menghibur orang lain, mereka mungkin melakukannya dengan cara yang membuat balita itu sendiri

 Emosi Prososial, Pada akhir masa kanak-kanak, anak-anak dapat berpikir abstrak dan dapat mengalami tekanan empatik untuk orang-orang yang tidak hadir secara fisik dan untuk kelompok atau kondisi kehidupan orang lain (misalnya, tertindas, tunawisma). Dukungan empiris untuk kemajuan perkembangan yang diusulkan oleh Hoffman telah dicampur.

Apa saja bentuk dari perilaku prososial?

  • Helping ( menolong)
  • Perilaku menolong merupakan suatu respon yang dilakukan untuk membantu pihak lain yang berada dalam situasi negative, perilaku menolong dapat dilakukan dalam dua jenis situasi yakni situasi emergency dan situasi non-emergency.
  • Contoh emergency helping : menolong orang yang mengalami kecelakaan
  • Contoh non-emergency helping : membentu guru membagikan kertas ulangan.
  • Sharing ( berbagi)
  • Perilaku berbagi adalah membagikan Sebagian dari sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya material maupun non material.
  • Contoh : berbagi makanan, meminjamkan alat tulis atau mainan, dan menyumbangkan Sebagian uang saku untuk beramal atau berdonasi.
  • Comforting ( menghibur)
  • Perilaku menghibur mempresentasikan Tindakan yang dilakukan untuk membantu memperbaiki suasana hati negative yang dialami orang lain, perilaku menghibur ini tidak memiliki wujud sekonkret perilaku menolong atau berbagi.
  • Meski perilaku menghibur dapat ditemukan sejak masa balita, kemampuan menghibur pada anak-anak biasanya  tak sebaik orang dewasa.
  • Cooperating ( bekerjasama )
  • Secara umum perilaku kerjasama diwujudkan melalui upaya sejumlah individu dalam mengoordinasikan aksinya untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik.
  • Contoh : bekerja Bersama membersihkan ruangan kelas.
  •  
  • Bagaimana peran orangtua dalam emosi prososial anak?
  •              Peran orang tua dalam emosi proposial anak yakni sangat penting dibutuhkan dampingan serta bimbingan orangtua dalam emosi prososial anak membangun rasa simpati yang baik agar anak dapat membangun empati terhadap orang disekitarnya, kehangatan dan dukungan dari orangtua terkait emosi atau perilaku prososial ini, sangat dibutuhkan bagi anak agar anak mempunyai sadar diri bahwa membangun emosi sadar diri terkait simpati dan empati itu penting.
  • Praktik orang tua yang membantu anak-anak secara adaptif mengatasi emosi negatif mereka dianggap sebagai strategi optimal untuk mengelola gairah mereka secara konstruktif ketika dihadapkan dengan kesusahan orang lain. Salah satu cara orang tua mensosialisasikan emosi anak adalah melalui ekspresi emosi positif dan negatif mereka sendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun