Generasi Sandwich yaitu ketika anak harus membiayai keluarganya sendiri sehingga anak tersebut sulit untuk menabung bahkan sulit untuk fokus pada masa depannya karena harus memikirkan tanggungan keluarga yang seharusnya menjadi tanggungan oleh kedua orang tua. Banyak anak yang terbebani akan hal ini, opini mereka tentang adanya orang tua yang tidak mengerti keadaan anaknya dan opini mereka tentang pernikahan menjadi hal yang sangat menakutkan atau " marry is scary " dimana gambaran hidup berumah tangga yang bahagia tidak mereka dapatkan karena dimasa muda nya menjadi generasi sandwich yang harus menanggung beban rumah tangga.
Walaupun tak semua anak merasa terbebani, tetapi adanya generasi sandwich ini sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia untuk kedepannya. Terkadang yang membuat tidak mudah itu ketika orang tua berani-berani mempunyai banyak anak tapi lupa mengedukasi diri mereka, tidak menyiapkan diri mereka secara mental, finansial, dan sosial dalam bentuk support-supportnya untuk anak. Hal tersebut menjadi problem yang sebenarnya, sehingga ada banyak anak pertama yang nanti kebagian job mengasuh adik-adiknya, membuat anak tidak punya responbility untuk mengambil alih peran orang tua karena sesungguhnya anak mempunyai hak sebagai anak bukan sebagai orang tua, bukan perpanjangan orang tua yang nanti bakalan ngasuh adik-adiknya.
Anak mempunyai hak akan masa depannya, sebagai orang tua harusnya memikirkan akan nasib anak kedepannya. Karena anak bukan investasi semata ... Bagi kalian pembaca yang merasa menjadi generasi sandwich, tetap semangat dan kalian hebat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H