Mohon tunggu...
Nada Abdee
Nada Abdee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya Nada Ananda Abdee biasa dipanggil Nada. Hobi saya adalah mendengarkan lagu, menonton film, dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal Suku Dayak Iban: Fondasi Berkelanjutan dalam Menghadapi Krisis Iklim

20 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   05:00 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku Dayak Iban merupakan kelompok etnis yang tinggal di pedalaman Kalimantan dan telah lama menjadi penjaga hutan dan lingkungan hidup. Kearifan lokal mereka terbukti menjadi fondasi yang kuat dalam menghadapi tantangan krisis iklim yang semakin meningkat. Pandangan tradisional mereka tentang hubungan harmonis antara manusia dan alam semesta menjadi sumber inspirasi bagi upaya konservasi dan keberlanjutan di saat perubahan iklim menjadi perhatian global. Kearifan lokal masyarakat Dayak Iban tercermin dari cara mereka memperlakukan alam sebagai makhluk yang memiliki haknya sendiri. Mereka menjalankan adat dan ritual yang menjaga kelestarian ekologi, seperti ritual adat Gawai Antu yang meminta izin kepada roh hutan sebelum melakukan aktivitas penebangan dan perburuan.

Masyarakat Dayak Iban telah mengembangkan sistem pengelolaan hutan tradisional yang disebut " Pulau Galau" atau hutan adat. Konsep ini membagi hutan menjadi beberapa zona dan dikelola secara berkelanjutan dengan melindungi ekosistem, memastikan regenerasi vegetasi, dan melestarikan sumber daya alam. Masyarakat Dayak Iban juga memiliki pemahaman yang mendalam mengenai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Mereka menggabungkan pengetahuan lokal dengan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas tanpa memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, misalnya melalui penggunaan pola pertanian rotasi tanaman dan pengembangan pertanian organik. Komitmen terhadap perlindungan dan kelestarian lingkungan juga tercermin dalam pendidikan tradisional masyarakat Dayak Iban. Pengetahuan tentang tanaman obat, teknik pertanian, dan kearifan lokal lainnya diturunkan dari generasi ke generasi melalui cerita, nyanyian, dan praktik masyarakat.

Masyarakat Dayak Iban memiliki kekayaan tradisi kearifan, namun mereka juga menghadapi tantangan dalam menghadapi perubahan iklim dan modernisasi yang pesat. Deforestasi, degradasi lingkungan dan ancaman terhadap penghidupan tradisional merupakan tantangan yang  yang harus diatasi. Namun dengan mengakui dan memperkuat kearifan lokal, masyarakat Dayak Iban berada di garda depan dalam perjuangan menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekologi yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim global. Di saat keberlanjutan semakin menjadi prioritas, belajar dari kearifan lokal masyarakat Dayak Iban akan membantu tidak hanya masyarakat Kalimantan, namun seluruh masyarakat Indonesia juga yang sedang mencari cara untuk hidup berdampingan dengan alam secara harmonis dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin nyata.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun