Seiring dengan berkembangnya zaman dan kebiasaan masyarakat, kegiatan pariwisata juga turut berkembang, salah satunya ialah perkembangan jenis pariwisatanya itu sendiri. Saat ini, kegiatan pariwisata sudah memiliki berbagai macam jenis, seperti diantaranya: Wisata Religi, yang tujuannya untuk mendatangi tempat-tempat yang erat kaitannya dengan agama tertentu. Baru-baru ini juga mulai digandrunginya Wisata Kelam atau Dark Tourism yang bertujuan untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan sejarah kelam. Contoh dari Dark Tourism ialah seperti mengunjungi Museum Tsunami Aceh, dan Monmen Ground Zero di Bali yang dibangun untuk memperingati peristiwa Bom Bali.
Adapula kegiatan pariwisata yang disebut Health and Wealth Tourism yang kegiatan wisatanya berfokus pada pemulihan diri melalui menjalani hidup yang lebih sehat, diseimbangkan dengan berolahraga atau bermeditasi. Lokasi yang dipilih untuk destinasi Health and Wealth Tourism juga biasanya merupakan tempat yang jauh dari keramaian kota, seperti di area pantai atau pegunungan yang asri dan sejuk.
Nah, ada juga yang disebut Wisata Budaya atau Heritage Tourism. Apa sih wisata budaya itu?
Wisata Budaya atau Heritage Tourism adalah kegiatan pariwisata yang berkaitan dengan mengunjungi daya tarik-daya tarik wisata budaya. Â Wisata Budaya & Heritage merupakan alat/upaya untuk menumbuhkan perekonomian suatu daerah dengan menawarkan atraksi atau aktivitas budaya dan heritage di daerah tersebut untuk menarik minat wisatawan. Wisata Budaya dan Heritage dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau dikemas dengan pendekatan tertentu seperti seminar, atau event tertentu.
Bagi suatu daerah, wisata budaya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru masyarakatnya, menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi, menambah pemasukan daerah, serta dapat menjadi bentuk "branding" daerahnya. Di sisi lain, wisata budaya dan heritage juga membagi atraksinya ke dalam dua kelompok, yaitu wisata budaya benda dan non-benda.
1. Wisata Budaya Benda
a. Produk Lokal, contohnya Batik motif Solo di Jawa Tengah dan Kesenian Wayang Golek di Jawa Barat.
b. Rumah Adat, contohnya Rumah Gadang khas Sumatera Barat, dan Rumah Joglo khas Jawa Tengah.
c. Monumen, seperti Monumen Nasional dan Monumen Patung Dirgantara di D.K.I. Jakarta, serta Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Bandung.
d. Museum, contohnya Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Bandung, Museum Senobudoyo dan Museum Affandi di D.I. Yogyakarta.
2. Wisata Budaya Benda
a. Festival dan event seni budaya,seperti seni adu domba di Garut dan Festival Tabut di Bengkulu.
b. Kepercayaan dan adat istiadat, contohnya Seba Baduy di Serang, Ngaben di Bali, dan Ritual Yadnya Kesada di Gunung Bromo.
c. Gastronomi, contohnya Dodol khas Garut, Papeda khas Maluku, Sate Maranggi khas Jawa Barat dan Kerak Telor khas Jakarta.
Menyusuri sejarah dan budaya kita sendiri bukanlah suatu aib yang perlu ditutup-tutupi, melainkan merupakan sesuatu yang harus kita banggakan serta jadikan tempat untuk belajar dari masa lalu untuk menata hidup yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Menyusuri sejarah dan melestarikan budaya lokal juga dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya dan daerah kita sendiri, untuk lebih lanjutnya dapat kita promosikan di mata dunia atas kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H